Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun mencatat tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi hotel di Kota Madiun, Jawa Timur menunjukkan tren naik selama tahun 2022.
"Setelah penyebaran pandemi COVID-19 di Kota Madiun mulai melandai pada awal tahun 2022, maka perkembangan TPK hotel secara umum perlahan mulai menunjukkan kenaikan," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Jumat.
Menurut dia, sesuai data sejak Januari hingga Desember 2022, TPK hotel umum baik bintang maupun non-bintang rata-rata sebesar 50 persen, atau 50 kamar terjual dari 100 kamar yang tersedia. Dengan rincian, TPK hotel di Kota Madiun triwulan I 2022 sebesar 49,87 persen, triwulan II 50,59 persen, triwulan III sebesar 54,59 persen, dan triwulan IV sebesar 58,08 persen.
"Hotel bintang yang kami sensus ada sembilan hotel dan yang non-bintang itu kami ambil sampel 13 hotel dari 25 hotel yang ada," kata dia.
Berdasarkan data yang ada, lanjutnya, puncak TPK hotel selama tahun 2022 terjadi pada Desember, utamanya untuk hotel bintang. Hal itu mengingat momentum akhir tahun, selalu bersamaan dengan adanya hari raya keagamaan, pergantian tahun, serta liburan sekolah sekolah.
TPK hotel umum, baik bintang maupun non-bintang pada Desember terjual 63 kamar atau 63,01 persen. Kemudian untuk hotel bintang, pada Desember 2022 terjual 75 kamar atau 75,24 persen, sedangkan hotel non-bintang terjual 39 kamar atau 39,44 persen.
Sedangkan TPK hotel terendah selama tahun 2022 terjadi pada April, baik hotel secara umum, hotel bintang, maupun non-bintang karena adanya momentum Ramadhan, sehingga orang enggan untuk bepergian.
"TPK hotel terendahnya di bulan April selama tahun 2022. Kalau secara umum, pada bulan April itu hanya terjual 43 kamar atau 43,63 persen. Kemudian untuk hotel bintang itu terjual 52 kamar atau 52,17 persen dan hotel non-bintangnya hanya terjual 27 kamar atau 27,67 persen," katanya.
Ia menambahkan, tren naik okupansi hotel selama tahun 2022 tersebut merupakan dampak positif dari pembangunan sejumlah lokasi wisata buatan yang ada di Kota Madiun.
Pembangunan masif yang dilakukan Pemkot Madiun dalam mengembangkan konsep urban tourism atau wisata kota di wilayah setempat telah berimbas pada naiknya kunjungan wisata di Kota Madiun, yang tentu saja juga berdampak pada tingkat hunian hotel.
"Kota Madiun itu termasuk hotelnya laris, karena daerah sekitarnya juga memakai jasa hotel di Madiun. Tentu saja dengan gencarnya pembangunan yang dilakukan Pemkot Madiun itu menarik pengunjung untuk menginap di Kota Madiun," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Setelah penyebaran pandemi COVID-19 di Kota Madiun mulai melandai pada awal tahun 2022, maka perkembangan TPK hotel secara umum perlahan mulai menunjukkan kenaikan," ujar Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny dalam keterangannya di Madiun, Jumat.
Menurut dia, sesuai data sejak Januari hingga Desember 2022, TPK hotel umum baik bintang maupun non-bintang rata-rata sebesar 50 persen, atau 50 kamar terjual dari 100 kamar yang tersedia. Dengan rincian, TPK hotel di Kota Madiun triwulan I 2022 sebesar 49,87 persen, triwulan II 50,59 persen, triwulan III sebesar 54,59 persen, dan triwulan IV sebesar 58,08 persen.
"Hotel bintang yang kami sensus ada sembilan hotel dan yang non-bintang itu kami ambil sampel 13 hotel dari 25 hotel yang ada," kata dia.
Berdasarkan data yang ada, lanjutnya, puncak TPK hotel selama tahun 2022 terjadi pada Desember, utamanya untuk hotel bintang. Hal itu mengingat momentum akhir tahun, selalu bersamaan dengan adanya hari raya keagamaan, pergantian tahun, serta liburan sekolah sekolah.
TPK hotel umum, baik bintang maupun non-bintang pada Desember terjual 63 kamar atau 63,01 persen. Kemudian untuk hotel bintang, pada Desember 2022 terjual 75 kamar atau 75,24 persen, sedangkan hotel non-bintang terjual 39 kamar atau 39,44 persen.
Sedangkan TPK hotel terendah selama tahun 2022 terjadi pada April, baik hotel secara umum, hotel bintang, maupun non-bintang karena adanya momentum Ramadhan, sehingga orang enggan untuk bepergian.
"TPK hotel terendahnya di bulan April selama tahun 2022. Kalau secara umum, pada bulan April itu hanya terjual 43 kamar atau 43,63 persen. Kemudian untuk hotel bintang itu terjual 52 kamar atau 52,17 persen dan hotel non-bintangnya hanya terjual 27 kamar atau 27,67 persen," katanya.
Ia menambahkan, tren naik okupansi hotel selama tahun 2022 tersebut merupakan dampak positif dari pembangunan sejumlah lokasi wisata buatan yang ada di Kota Madiun.
Pembangunan masif yang dilakukan Pemkot Madiun dalam mengembangkan konsep urban tourism atau wisata kota di wilayah setempat telah berimbas pada naiknya kunjungan wisata di Kota Madiun, yang tentu saja juga berdampak pada tingkat hunian hotel.
"Kota Madiun itu termasuk hotelnya laris, karena daerah sekitarnya juga memakai jasa hotel di Madiun. Tentu saja dengan gencarnya pembangunan yang dilakukan Pemkot Madiun itu menarik pengunjung untuk menginap di Kota Madiun," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023