Pemerintah Kota Surabaya membentuk Duta Ketentraman dan Ketertiban Umum (Trantibum) sebagai bagian dari upaya deteksi dini dan mencegah kenakalan remaja di wilayah setempat.
"Cinta terhadap negara dan kota merupakan bagian dari Iman, Hubbul wathon minal iman. Karena kalau sudah tidak cinta kepada negara, berkurang cintanya kepada kotanya, akhirnya lahirlah perbuatan tidak menyenangkan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meluncurkan sekaligus ikrar bersama Duta Trantibum di Graha Sawunggaling, Surabaya, Selasa.
Kegiatan ini diikuti ratusan perwakilan pelajar dari jenjang SD/ SMP/ SMA/ SMK Negeri dan Swasta se-Surabaya melalui luring serta daring.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengajak kepada para pelajar tersebut agar menjadi bagian dalam menjaga Surabaya.
Cak Eri, panggilan akrabnya, meyakini para pelajar yang hari ini dilantik menjadi Duta Trantibum merupakan anak-anak yang memiliki rasa cinta terhadap kota dan negara.
"Karena perbuatan yang dilarang itu pasti menjadikan kota kita tidak aman. Kalau sudah minum-minuman keras, akan menjadi gelap, dia pasti melakukan kejahatan," ujar dia.
Menurut dia, seorang Duta Trantibum juga harus berani menyampaikan pendapat. Demikian pula harus berani menegur dengan cara-cara santun ketika ada teman yang melakukan perbuatan dilarang.
"Saya yakin anak-anakku yang menjadi Duta Trantibum adalah anak-anak yang memiliki akhlakul karimah, memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lain. Karena itu, ajak teman-teman untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik, Insya Allah kota ini juga akan terjaga," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyampaikan pembentukan Duta Trantibum di sekolah merupakan bagian dari langkah Surabaya menuju Kota Layak Anak Tingkat Dunia.
Untuk itu, kata dia, pembentukan Duta Trantibum ini juga diharapkan mampu mencegah berbagai bentuk kenakalan remaja.
"Data selama bulan Desember 2022, pemkot bersama Tim Asuhan Rembulan berhasil mengamankan 78 anak dari berbagai macam aksi. Mulai tawuran, balap liar, minum-minuman keras, hingga kegiatan aksi lainnya dengan rentang usia antara 15-20 tahun," kata Eddy.
Eddy menyebutkan puluhan anak yang sebelumnya terjaring tersebut, diketahui bukan hanya masih berstatus pelajar sekolah. Namun, di antaranya pula juga ada anak atau remaja yang sudah tidak sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Cinta terhadap negara dan kota merupakan bagian dari Iman, Hubbul wathon minal iman. Karena kalau sudah tidak cinta kepada negara, berkurang cintanya kepada kotanya, akhirnya lahirlah perbuatan tidak menyenangkan," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meluncurkan sekaligus ikrar bersama Duta Trantibum di Graha Sawunggaling, Surabaya, Selasa.
Kegiatan ini diikuti ratusan perwakilan pelajar dari jenjang SD/ SMP/ SMA/ SMK Negeri dan Swasta se-Surabaya melalui luring serta daring.
Pada kesempatan itu, Wali Kota Eri mengajak kepada para pelajar tersebut agar menjadi bagian dalam menjaga Surabaya.
Cak Eri, panggilan akrabnya, meyakini para pelajar yang hari ini dilantik menjadi Duta Trantibum merupakan anak-anak yang memiliki rasa cinta terhadap kota dan negara.
"Karena perbuatan yang dilarang itu pasti menjadikan kota kita tidak aman. Kalau sudah minum-minuman keras, akan menjadi gelap, dia pasti melakukan kejahatan," ujar dia.
Menurut dia, seorang Duta Trantibum juga harus berani menyampaikan pendapat. Demikian pula harus berani menegur dengan cara-cara santun ketika ada teman yang melakukan perbuatan dilarang.
"Saya yakin anak-anakku yang menjadi Duta Trantibum adalah anak-anak yang memiliki akhlakul karimah, memiliki kemampuan lebih dibandingkan yang lain. Karena itu, ajak teman-teman untuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik, Insya Allah kota ini juga akan terjaga," kata dia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Satpol PP Kota Surabaya Eddy Christijanto menyampaikan pembentukan Duta Trantibum di sekolah merupakan bagian dari langkah Surabaya menuju Kota Layak Anak Tingkat Dunia.
Untuk itu, kata dia, pembentukan Duta Trantibum ini juga diharapkan mampu mencegah berbagai bentuk kenakalan remaja.
"Data selama bulan Desember 2022, pemkot bersama Tim Asuhan Rembulan berhasil mengamankan 78 anak dari berbagai macam aksi. Mulai tawuran, balap liar, minum-minuman keras, hingga kegiatan aksi lainnya dengan rentang usia antara 15-20 tahun," kata Eddy.
Eddy menyebutkan puluhan anak yang sebelumnya terjaring tersebut, diketahui bukan hanya masih berstatus pelajar sekolah. Namun, di antaranya pula juga ada anak atau remaja yang sudah tidak sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023