Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengintensifkan sterilisasi pasar hewan setempat sebagai dampak merebaknya wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ternak daerah itu.

"Ada permintaan langsung dari masyarakat. Kami sudah mulai lakukan (sterilisasi)," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Henry Indra Wardhana di Ponorogo, Kamis.

Ia menyebut sterilisasi yang dilakukan yakni dengan cara menyemprotkan cairan desinfektan.

Hal ini sesuai dengan surat permintaan dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM (Disperdakum) tertanggal 24 Januari 2023.

Tindakan sterilisasi dilakukan dua tempat, yakni di pasar hewan Jetis Kecamatan Jetis dan pasar hewan Sumoroto Kecamatan Kauman.

Kedua pasar hewan tersebut dinilai paling banyak aktivitas jual beli hewan baik dari dalam maupun luar daerah.

"Kami lakukan sterilisasi setiap pasaran. Kalau di Pasar hewan Jetis setiap pahing (hari dalam tanggalan jawa) dan Sumoroto setiap Kliwon (hari dalam tanggalan Jawa)," bebernya

Untuk personel yang dikirimkan, kata dia, di Pasar hewan Jetis sebanyak lima orang, sedangkan di Pasar Hewan Sumoroto sebanyak empat orang.

Dengan sterilisasi sebanyak dua kali yakni pada malam hari sebelum hari pasaran dan pagi hari saat hewan masuk ke area pasar.

"Di Pasar Jetis lebih banyak karena jumlahnya besar, soalnya di situ ada juga pasar kambing," katanya

Di sisi lain, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) Ponorogo, Masun mengatakan bahwa beberapa langkah pencegahan agar PMK tidak meluas harus dilakukan.

Menurutnya ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan sterilisasi.

"Kami sudah kerja sama dengan Disperdagkum (Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM) serta BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Dan memang sudah jalan untuk sterilisasi," tuturnya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023