Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mendata tanggul jebol di wilayah setempat, setelah hujan dengan intensitas tinggi di Sungai Kolokoso, Kecamatan Tarokan.
"Ada titik tanggul yang jebol di Sungai Kolokoso wilayah Tarokan itu. Jebolnya ke area pertanian," kata Kepala BPBD Kabupaten Kediri Edu Suprapto di Kediri, Minggu.
BPBD Kabupaten Kediri juga sudah menurunkan tim untuk melakukan assessment ke lokasi banjir dan tanah longsor di barat Sungai Brantas tersebut. Survei itu melibatkan instansi terkait seperti Dinas PUPR Kabupaten Kediri, BPBD, hingga BBWS untuk pemetaan.
Pihaknya mengungkapkan, hujan turun cukup lebat pada Sabtu (28/1) sore di lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut). Bahkan, Minggu hujan kembali turun dengan lebat.
Air kemudian turun ke daerah di bawahnya memenuhi sungai termasuk Sungai Kolokoso di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Sungai Kolokoso di Desa Jati dan Cengkok, Kecamatan Tarokan, tersebut tidak mampu menampung debit air sehingga tanggul sungai jebol.
Berikutnya, air meluap hingga memenuhi jalan raya dengan tinggi hingga lutut orang dewasa. Namun, air tidak sampai masuk ke rumah warga.
"Tanggul jebol itu akibat luapan air dari atas (Gunung Wilis), tidak mampu jika air sebanyak itu. Kalau hanya biasa (hujan biasa, tidak lebat) mampu," ujarnya.
Ia menyampaikan sebenarnya sudah dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan. Namun, debit air yang masuk masih tetap tinggi sehingga air tidak mampu tertampung di sungai.
"Dulu sudah dinormalisasi dari PUPR dan BPBD. Namun, dampaknya tetap. Normalisasi hanya mengurangi saja volume air di sana, akhirnya tidak kuat (tetap jebol)," ucap dia.
Pihaknya juga menambahkan, BPBD dengan dinas terkait serta warga sebenarnya juga sudah berupaya melakukan mitigasi dan penghijauan. Namun, karena intensitas hujan yang cukup tinggi tetap saja air turun dengan volume banyak hingga memenuhi sungai.
Samsul Hadi, dari TSBD (Tim Siaga Bencana Desa) di Desa Jati, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, menambahkan selain di Desa Jati, tanggul Sungai Kolokoso di Desa Cengkok, Kecamatan Tarokan juga jebol di dua titik.
Akibat tanggul jebol itu, menyebabkan sekitar 20 hektare sawah petani di Kecamatan Tarokan tersebut terendam air.
Untuk perbaikan pun, pihaknya juga sudah koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kediri, namun belum bisa dilakukan perbaikan.
"Kondisinya masih belum memungkinkan dilakukan perbaikan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ada titik tanggul yang jebol di Sungai Kolokoso wilayah Tarokan itu. Jebolnya ke area pertanian," kata Kepala BPBD Kabupaten Kediri Edu Suprapto di Kediri, Minggu.
BPBD Kabupaten Kediri juga sudah menurunkan tim untuk melakukan assessment ke lokasi banjir dan tanah longsor di barat Sungai Brantas tersebut. Survei itu melibatkan instansi terkait seperti Dinas PUPR Kabupaten Kediri, BPBD, hingga BBWS untuk pemetaan.
Pihaknya mengungkapkan, hujan turun cukup lebat pada Sabtu (28/1) sore di lereng Gunung Wilis (2.563 meter di atas permukaan laut). Bahkan, Minggu hujan kembali turun dengan lebat.
Air kemudian turun ke daerah di bawahnya memenuhi sungai termasuk Sungai Kolokoso di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Sungai Kolokoso di Desa Jati dan Cengkok, Kecamatan Tarokan, tersebut tidak mampu menampung debit air sehingga tanggul sungai jebol.
Berikutnya, air meluap hingga memenuhi jalan raya dengan tinggi hingga lutut orang dewasa. Namun, air tidak sampai masuk ke rumah warga.
"Tanggul jebol itu akibat luapan air dari atas (Gunung Wilis), tidak mampu jika air sebanyak itu. Kalau hanya biasa (hujan biasa, tidak lebat) mampu," ujarnya.
Ia menyampaikan sebenarnya sudah dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan. Namun, debit air yang masuk masih tetap tinggi sehingga air tidak mampu tertampung di sungai.
"Dulu sudah dinormalisasi dari PUPR dan BPBD. Namun, dampaknya tetap. Normalisasi hanya mengurangi saja volume air di sana, akhirnya tidak kuat (tetap jebol)," ucap dia.
Pihaknya juga menambahkan, BPBD dengan dinas terkait serta warga sebenarnya juga sudah berupaya melakukan mitigasi dan penghijauan. Namun, karena intensitas hujan yang cukup tinggi tetap saja air turun dengan volume banyak hingga memenuhi sungai.
Samsul Hadi, dari TSBD (Tim Siaga Bencana Desa) di Desa Jati, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri, menambahkan selain di Desa Jati, tanggul Sungai Kolokoso di Desa Cengkok, Kecamatan Tarokan juga jebol di dua titik.
Akibat tanggul jebol itu, menyebabkan sekitar 20 hektare sawah petani di Kecamatan Tarokan tersebut terendam air.
Untuk perbaikan pun, pihaknya juga sudah koordinasi dengan BPBD Kabupaten Kediri, namun belum bisa dilakukan perbaikan.
"Kondisinya masih belum memungkinkan dilakukan perbaikan," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023