Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memastikan rencana pembangunan Mass Rapid Transportation (MRT) sekaligus sebagai upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi, khususnya di wilayah setempat.
Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan pembangunan MRT di daerah aglomerasi Surabaya Raya, antara Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Gresik hingga daerah lain, dengan menggandeng Japan International Coorporation Agency (JICA).
"JICA telah melakukan survei awal pelaksanaan pembangunan MRT di Kota Surabaya. Laporan yang saya terima kemarin segera masuk pada tahap feasibility studies," katanya, melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengungkapkan keberadaan MRT merupakan kebutuhan untuk menghasilkan transportasi publik yang cepat, aman dan nyaman.
"Terutama untuk mengurai titik-titik kemacetan di wilayah aglomerasi Surabaya yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih signifikan," ujarnya.
Khofifah menjelaskan mengurai kemacetan di Kota Surabaya membutuhkan integrasi dengan kawasan lain. Dia mencontohkan, pembangunan MRT bisa dimulai dari pintu masuk Surabaya yang terhubung sejak di Bundaran Waru sebagai pertemuan dari titik antara Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
Menurut dia, pembangunan MRT merupakan proyek yang membutuhkan investasi hingga pendanaan yang tidak murah, meski telah dirancang menggunakan pembiayaan dengan skema kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU).
"Oleh karenanya, seluruh perencanaan harus dilakukan dengan maksimal agar transportasi publik bisa terintegrasi dan memberikan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Jawa Timur," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan pembangunan MRT di daerah aglomerasi Surabaya Raya, antara Surabaya-Sidoarjo, Surabaya-Gresik hingga daerah lain, dengan menggandeng Japan International Coorporation Agency (JICA).
"JICA telah melakukan survei awal pelaksanaan pembangunan MRT di Kota Surabaya. Laporan yang saya terima kemarin segera masuk pada tahap feasibility studies," katanya, melalui keterangan tertulis di Surabaya, Rabu.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut mengungkapkan keberadaan MRT merupakan kebutuhan untuk menghasilkan transportasi publik yang cepat, aman dan nyaman.
"Terutama untuk mengurai titik-titik kemacetan di wilayah aglomerasi Surabaya yang akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih signifikan," ujarnya.
Khofifah menjelaskan mengurai kemacetan di Kota Surabaya membutuhkan integrasi dengan kawasan lain. Dia mencontohkan, pembangunan MRT bisa dimulai dari pintu masuk Surabaya yang terhubung sejak di Bundaran Waru sebagai pertemuan dari titik antara Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto dan Jombang.
Menurut dia, pembangunan MRT merupakan proyek yang membutuhkan investasi hingga pendanaan yang tidak murah, meski telah dirancang menggunakan pembiayaan dengan skema kerjasama pemerintah badan usaha (KPBU).
"Oleh karenanya, seluruh perencanaan harus dilakukan dengan maksimal agar transportasi publik bisa terintegrasi dan memberikan kenyamanan bagi seluruh masyarakat Jawa Timur," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023