Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati menyebutkan tanaman hias menjadi bentuk kemandirian ekonomi dan sumber pendapatan masyarakat di Desa Purworejo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Kami sangat mendukung karena itu bagian dari pemberdayaan masyarakat dan kemandirian ekonomi," katanya saat meresmikan Green House Anggrek di Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jatim, Rabu.
Menurutnya, Desa Purworejo bisa melabeli desa mereka menjadi kampung bunga, sehingga diharapkan dengan merek tersebut hasil tanaman hias di desa yang berada di lereng Gunung Semeru itu semakin dikenal luas oleh masyarakat.
"Apabila setiap rumah berbudi daya tanaman hias, maka bisa dibayangkan berapa pendapatan yang diterima. Kami berharap desa itu ditetapkan sebagai kampung bunga, mudah-mudahan seperti Batu (Malang)," tuturnya.
Ia mengatakan desa tersebut harus fokus mengembangkan tanaman hias, sehingga orang luar bisa tahu kalau kampung bunga ada di Desa Purworejo, sehingga Lumajang berpotensi ekspansi ke luar Jawa Timur.
"Saya juga berharap agar Kampung Bunga Purworejo nantinya bukan sekadar tempat jual beli bunga, namun juga sebagai wisata edukasi tanaman hias yang memiliki nilai jual lebih tinggi," katanya.
Sementara, Sekretaris Kelompok Tani Sri Rejeki Agung Ranu Prabowo mengatakan bahwa Green House Anggrek tersebut merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian kepada kelompok taninya.
"Pembangunan green house itu dari anggaran dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian didampingi Dinas Pertanian Lumajang," ujarnya.
Luas lahan green house itu mencapai 1.000 meter persegi yang dibagi tiga titik yakni berukuran 8x7 meter, luas 16,6x30 meter, dan di sebelah utara, yang sudah lolos dari Balai Karantina Pertanian dengan luas 16x18 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Kami sangat mendukung karena itu bagian dari pemberdayaan masyarakat dan kemandirian ekonomi," katanya saat meresmikan Green House Anggrek di Desa Purworejo, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jatim, Rabu.
Menurutnya, Desa Purworejo bisa melabeli desa mereka menjadi kampung bunga, sehingga diharapkan dengan merek tersebut hasil tanaman hias di desa yang berada di lereng Gunung Semeru itu semakin dikenal luas oleh masyarakat.
"Apabila setiap rumah berbudi daya tanaman hias, maka bisa dibayangkan berapa pendapatan yang diterima. Kami berharap desa itu ditetapkan sebagai kampung bunga, mudah-mudahan seperti Batu (Malang)," tuturnya.
Ia mengatakan desa tersebut harus fokus mengembangkan tanaman hias, sehingga orang luar bisa tahu kalau kampung bunga ada di Desa Purworejo, sehingga Lumajang berpotensi ekspansi ke luar Jawa Timur.
"Saya juga berharap agar Kampung Bunga Purworejo nantinya bukan sekadar tempat jual beli bunga, namun juga sebagai wisata edukasi tanaman hias yang memiliki nilai jual lebih tinggi," katanya.
Sementara, Sekretaris Kelompok Tani Sri Rejeki Agung Ranu Prabowo mengatakan bahwa Green House Anggrek tersebut merupakan bantuan dari Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian kepada kelompok taninya.
"Pembangunan green house itu dari anggaran dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian didampingi Dinas Pertanian Lumajang," ujarnya.
Luas lahan green house itu mencapai 1.000 meter persegi yang dibagi tiga titik yakni berukuran 8x7 meter, luas 16,6x30 meter, dan di sebelah utara, yang sudah lolos dari Balai Karantina Pertanian dengan luas 16x18 meter.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023