Jember - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) dan Yayasan Karya Bhakti Jember menggelar Festival Dalang Nusantara yang audisinya dilaksanakan Minggu hingga Senin (18/7). Ketua Panitia Festival Dalang Nusantara Ki Soekarno Dwidjoasmoro di Jember, Minggu mengatakan, festival tersebut digelar untuk melestarikan warisan budaya pergelaran wayang yang kini semakin langka. "Pertunjukan wayang juga kurang diminati oleh generasi muda karena bahasa yang digunakan biasanya berasal dari bahasa Jawa yang kurang dipahami oleh anak muda," tuturnya. Untuk itu, lanjut dia, Pepadi Jember menggelar festival dalang wayang kulit yang menggunakan bahasa Indonesia, sehingga masyarakat bisa memahami dan mengerti alur cerita yang disampaikan dalang tersebut. "Jumlah peserta dalang yang mengikuti festival itu sebanyak 51 orang yang berasal dari Kabupaten Jember dan Lumajang, dengan pokok cerita Ramayana dan Mahabarata," paparnya. Peserta yang mengikuti Festival Dalang Nusantara, kata dia, bisa menggunakan alur cerita terkait dengan kondisi sosial yang aktual yang berisi kritik sosial, humor segar, mendidik, nasehat, dan motivasi yang disampaikan kepada penonton. "Saya berharap festival itu dapat memajukan komunitas pedalangan dan mendekatkan wayang kulit kepada masyarakat, agar warisan budaya itu tetap dilestarikan dengan baik," katanya. Menurut dia, pertunjukan wayang seharusnya digelar di sejumlah acara resmi pemerintah kabupaten (pemkab) atau instansi lain karena melestarikan kesenian wayang merupakan tanggung jawab semua pihak. "Tindak lanjut festival itu menggugah komitmen semua pihak untuk mempromosikan wayang melalui pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata di sejumlah instansi pemerintah maupun swasta," ucapnya. Sebanyak sembilan dewan juri yang berasal dari ahli bahasa Indonesia, ahli bahasa Jawa, dalang senior, budayawan dan penggemar wayang akan menilai sebanyak 51 peserta yang ikut dalam Festival Dalang Nusantara itu. Materi penilaian antara lain kronologi alur cerita, keindahan sastra bahasa Indonesia, aktualisasi masalah dengan kondisi sekarang, dan atraksi gerak wayang yang dimainkan oleh peserta dalang. "Mudah-mudahan dengan festival itu, masyarakat Jember lebih mencintai pertunjukan wayang kulit yang kini terancam punah. Padahal dalam lelakon wayang terkandung pesan-pesan moral yang baik," katanya, berharap.

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011