Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sekeluarga dan seluruh pejabat di lingkungan pemerintah setempat menjadi model peragaan busana dadakan guna mempromosikan enam batik khas daerah setempat.
"Alhamdulillah pesertanya saat itu sebanyak 313 peserta, baik dari Muslim maupun non-Muslim," kata Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani di acara peragaan busana yang digelar di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu.
Adapun keenam batik khas Surabaya karya UMKM yang sebelumnya telah dipatenkan Pemkot Surabaya meliputi motif Sparkling, Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur, Kintir-kintiran dan Remo Suroboyoan.
Menurut Rini, acara kolaborasi antara TP PKK Surabaya dan Dharma Wanita Surabaya ini menjadi acara puncak peringatan Hari Ibu di Surabaya. Sebab, peringatan Hari Ibu di Surabaya sudah ada serangkaian acara mulai dari Khitan Massal yang digelar di lima sekolah pada Sabtu (24/12). Kemudian peringatan Hari Ibu itu dilanjutkan dengan acara peragaan busana.
Keenam motif batik ini, kata Rini, sudah dipromosikan oleh para kepala daerah di Jawa Timur dan Forkopimda, kemudian dipromosikan oleh para artis ibu kota, mulai dari Kahitna, Kunto Aji, hingga Bunga Cita Lestari (BCL).
"Alhamdulillah hari ini lebih keren lagi dipromosikan oleh para pejabat pemkot beserta keluarganya masing-masing. Formasi lengkap beserta anak dan istrinya juga. Bahkan, ada ibu-ibu DPRD juga ikut memeriahkan acara ini. Semuanya menggunakan produk UMKM Surabaya. Mudah-mudahan ini bisa terus membangkitkan perekonomian Surabaya," ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi kolaborasi antara TP PKK Surabaya dengan Dharma Wanita Surabaya yang bisa menggelar acara spektakuler itu.
Cak Eri, panggilan akrab Eri Cahyadi, menyampaikan dengan gencarnya promosi diharapkan batik khas Surabaya semakin dikenal.
Ia juga mengajak masyarakat Surabaya agar tidak pernah malu menggunakan batik daerah yang sangat fashionable, bahkan dapat digunakan dalam acara resmi maupun santai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Alhamdulillah pesertanya saat itu sebanyak 313 peserta, baik dari Muslim maupun non-Muslim," kata Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani di acara peragaan busana yang digelar di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Sabtu.
Adapun keenam batik khas Surabaya karya UMKM yang sebelumnya telah dipatenkan Pemkot Surabaya meliputi motif Sparkling, Abhi Boyo, Gembili Wonokromo, Kembang Bungur, Kintir-kintiran dan Remo Suroboyoan.
Menurut Rini, acara kolaborasi antara TP PKK Surabaya dan Dharma Wanita Surabaya ini menjadi acara puncak peringatan Hari Ibu di Surabaya. Sebab, peringatan Hari Ibu di Surabaya sudah ada serangkaian acara mulai dari Khitan Massal yang digelar di lima sekolah pada Sabtu (24/12). Kemudian peringatan Hari Ibu itu dilanjutkan dengan acara peragaan busana.
Keenam motif batik ini, kata Rini, sudah dipromosikan oleh para kepala daerah di Jawa Timur dan Forkopimda, kemudian dipromosikan oleh para artis ibu kota, mulai dari Kahitna, Kunto Aji, hingga Bunga Cita Lestari (BCL).
"Alhamdulillah hari ini lebih keren lagi dipromosikan oleh para pejabat pemkot beserta keluarganya masing-masing. Formasi lengkap beserta anak dan istrinya juga. Bahkan, ada ibu-ibu DPRD juga ikut memeriahkan acara ini. Semuanya menggunakan produk UMKM Surabaya. Mudah-mudahan ini bisa terus membangkitkan perekonomian Surabaya," ujar dia.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi kolaborasi antara TP PKK Surabaya dengan Dharma Wanita Surabaya yang bisa menggelar acara spektakuler itu.
Cak Eri, panggilan akrab Eri Cahyadi, menyampaikan dengan gencarnya promosi diharapkan batik khas Surabaya semakin dikenal.
Ia juga mengajak masyarakat Surabaya agar tidak pernah malu menggunakan batik daerah yang sangat fashionable, bahkan dapat digunakan dalam acara resmi maupun santai.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022