Pemerintah Kota Surabaya menyebutkan lahan bekas Kampung 1001 Malam akan dibangun menjadi bozem atau tempat penampungan air hujan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS Brantas) sebagai upaya mengantisipasi banjir.
"Setelah semua warga dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Kawasan Kampung 1001 Malam akan digunakan oleh pemiliknya BBWS Brantas untuk bozem," kata Camat Krembangan Harun Ismail di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, Kampung 1001 Malam yang berada kolong tol Dupak saat ini sudah diberi pagar oleh pihak Jasa Marga. Nantinya kawasan itu ditutup keseluruhan agar tidak ada lagi orang yang tinggal di tempat itu.
Harun menjelaskan hingga hari ini, Pemkot Surabaya telah merelokasi 40 Kepala Keluarga (KK) ke tempat yang lebih layak yakni di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Sumur Welut dan Rusunawa Indrapura.
Dari 40 KK tersebut, lanjut dia, satu di antaranya dipindah ke Rusunawa Indrapura, sedangkan 39 KK sisanya berada di Rusunawa Sumur Welut. Selain itu, masih ada 4 KK yang tersisa dan belum dipindah hingga saat ini.
"Empat KK tersebut sudah kami tawarkan tinggal di Rusunawa Sumur Welut, namun mereka inginnya tinggal di Rusunawa Pakal. Karena rusun di Pakal itu masih dalam tahap proses pengerjaan akhir, jadi harus menunggu hingga Januari 2023," kata Harun.
Harun menyampaikan, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya akan menyelesaikan tahap akhir pengerjaan Rusunawa Pakal pada Januari 2023. Setelah tahap akhir selesai, maka 4 KK warga Kampung 1001 Malam yang belum direlokasi bisa segera dipindah.
Setelah dipindah, lanjut Harun, pemkot tidak memberikan fasilitas sampai di situ saja. Selanjutnya, pemkot akan memberikan fasilitas pemindahan data administrasi kependudukan (Adminduk), sekolah, bahkan hingga memberi pekerjaan bagi yang tidak memiliki penghasilan.
"Sudah mulai dari kemarin Rabu (28/12) didata oleh dinas sosial. Seperti 16 KK yang telah direlokasi dari kolong tol beberapa waktu lalu, mereka sudah ada yang mulai bekerja," ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah merelokasi 32 KK penghuni Kampung 1001 Malam pada Senin (26/12). Saat itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya mengangkut barang milik warga menggunakan 10 unit truk Satpol PP. Sedangkan warga berpindah ke Rusunawa Sumur Welut, difasilitasi 4 unit bus sekolah milik Dinas Perhubungan (Dishub).
Kepala Dinas Sosial Surabaya Anna Fajriatin menyampaikan, pemindahan ini adalah untuk mengembalikan fungsi lahan Kampung 1001 Malam kepada BBWS Brantas. Rencananya, setelah semua direlokasi, akan dilakukan normalisasi sungai di kawasan tersebut.
Anna menyampaikan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tidak ingin warganya hidup terlantar begitu saja, maka dari itu pemkot memberikan fasilitas tempat tinggal hingga jaminan hidup yang lebih layak lagi.
"Kan tidak mungkin lahan ini dialih fungsi, kemudian warga dibiarkan begitu saja. Pak wali kota pun tidak ingin warganya terlantar, sehingga kami memberikan fasilitas tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Setelah semua warga dipindahkan ke tempat yang lebih layak. Kawasan Kampung 1001 Malam akan digunakan oleh pemiliknya BBWS Brantas untuk bozem," kata Camat Krembangan Harun Ismail di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, Kampung 1001 Malam yang berada kolong tol Dupak saat ini sudah diberi pagar oleh pihak Jasa Marga. Nantinya kawasan itu ditutup keseluruhan agar tidak ada lagi orang yang tinggal di tempat itu.
Harun menjelaskan hingga hari ini, Pemkot Surabaya telah merelokasi 40 Kepala Keluarga (KK) ke tempat yang lebih layak yakni di Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa) Sumur Welut dan Rusunawa Indrapura.
Dari 40 KK tersebut, lanjut dia, satu di antaranya dipindah ke Rusunawa Indrapura, sedangkan 39 KK sisanya berada di Rusunawa Sumur Welut. Selain itu, masih ada 4 KK yang tersisa dan belum dipindah hingga saat ini.
"Empat KK tersebut sudah kami tawarkan tinggal di Rusunawa Sumur Welut, namun mereka inginnya tinggal di Rusunawa Pakal. Karena rusun di Pakal itu masih dalam tahap proses pengerjaan akhir, jadi harus menunggu hingga Januari 2023," kata Harun.
Harun menyampaikan, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya akan menyelesaikan tahap akhir pengerjaan Rusunawa Pakal pada Januari 2023. Setelah tahap akhir selesai, maka 4 KK warga Kampung 1001 Malam yang belum direlokasi bisa segera dipindah.
Setelah dipindah, lanjut Harun, pemkot tidak memberikan fasilitas sampai di situ saja. Selanjutnya, pemkot akan memberikan fasilitas pemindahan data administrasi kependudukan (Adminduk), sekolah, bahkan hingga memberi pekerjaan bagi yang tidak memiliki penghasilan.
"Sudah mulai dari kemarin Rabu (28/12) didata oleh dinas sosial. Seperti 16 KK yang telah direlokasi dari kolong tol beberapa waktu lalu, mereka sudah ada yang mulai bekerja," ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah merelokasi 32 KK penghuni Kampung 1001 Malam pada Senin (26/12). Saat itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya mengangkut barang milik warga menggunakan 10 unit truk Satpol PP. Sedangkan warga berpindah ke Rusunawa Sumur Welut, difasilitasi 4 unit bus sekolah milik Dinas Perhubungan (Dishub).
Kepala Dinas Sosial Surabaya Anna Fajriatin menyampaikan, pemindahan ini adalah untuk mengembalikan fungsi lahan Kampung 1001 Malam kepada BBWS Brantas. Rencananya, setelah semua direlokasi, akan dilakukan normalisasi sungai di kawasan tersebut.
Anna menyampaikan, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi tidak ingin warganya hidup terlantar begitu saja, maka dari itu pemkot memberikan fasilitas tempat tinggal hingga jaminan hidup yang lebih layak lagi.
"Kan tidak mungkin lahan ini dialih fungsi, kemudian warga dibiarkan begitu saja. Pak wali kota pun tidak ingin warganya terlantar, sehingga kami memberikan fasilitas tersebut," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022