Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan sejumlah wilayah di Jawa Timur berpotensi terjadi hujan deras saat pergantian tahun baru.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan di Sidoarjo, Rabu mengatakan perlu diwaspadai pada malam tahun baru diprakirakan beberapa wilayah berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
"Beberapa kota kabupaten yang dimaksud adalah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Batu, Bojonegoro, Jember, Jombang, Lumajang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Bondowoso, Lamongan, Kabupaten Madiun, Magetan, Kabupaten Malang, Nganjuk, Ngawi, Ponorogo, Situbondo, Sumenep, Tuban, Kota Blitar, Tulungagung," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan analisis kondisi iklim, wilayah Jawa Timur saat ini berada pada puncak musim hujan dan memperhatikan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
Ia mengatakan, Monsun Asia menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir serta adanya seruakan dingin (Cold Surge).
"Dengan disertai fenomena CENS (Cross Equatorial Northerly Surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator yang dapat berdampak meningkatkan potensi curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Barat Indonesia termasuk wilayah Jawa Timur," ujarnya.
Ia mengatakan, masih aktifnya La Nina dengan intensitas lemah, MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang atmosfer Kelvin, pola konvergensi atau pertemuan massa udara, serta kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan+2.5 derajat celcius mengakibatkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk ketinggian gelombang di beberapa wilayah perairan Jawa Timur sudah masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi sekitar 2,5-,0 meter dan perlu menjadi perhatian yaitu di wilayah Perairan Kalteng bagian Timur, Laut Jawa timur Masalembo, Laut Jawa utara Bawean, Perairan Utara Madura, Laut Jawa selatan Bawean, Perairan Kepulauan Sapudi, Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Kepulauan Kangean, Laut Jawa barat Masalembo, Perairan selatan Jawa Timur, dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan seperti potensi genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan es, puting beliung dan angin kencang," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan di Sidoarjo, Rabu mengatakan perlu diwaspadai pada malam tahun baru diprakirakan beberapa wilayah berpotensi terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat.
"Beberapa kota kabupaten yang dimaksud adalah Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, Batu, Bojonegoro, Jember, Jombang, Lumajang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Bondowoso, Lamongan, Kabupaten Madiun, Magetan, Kabupaten Malang, Nganjuk, Ngawi, Ponorogo, Situbondo, Sumenep, Tuban, Kota Blitar, Tulungagung," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan analisis kondisi iklim, wilayah Jawa Timur saat ini berada pada puncak musim hujan dan memperhatikan kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan.
Ia mengatakan, Monsun Asia menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir serta adanya seruakan dingin (Cold Surge).
"Dengan disertai fenomena CENS (Cross Equatorial Northerly Surge atau arus lintas ekuatorial) yang mengindikasikan bahwa adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator yang dapat berdampak meningkatkan potensi curah hujan dan kecepatan angin di wilayah Barat Indonesia termasuk wilayah Jawa Timur," ujarnya.
Ia mengatakan, masih aktifnya La Nina dengan intensitas lemah, MJO (Madden-Julian Oscillation), gelombang ekuatorial Rossby, gelombang atmosfer Kelvin, pola konvergensi atau pertemuan massa udara, serta kondisi suhu muka laut di perairan Jawa Timur masih hangat dengan anomali antara +1.0 sampai dengan+2.5 derajat celcius mengakibatkan suplai uap air akan semakin banyak di atmosfer.
"Kondisi tersebut mempengaruhi pembentukan awan-awan Cumulonimbus yang semakin intens," ucapnya.
Ia menjelaskan, untuk ketinggian gelombang di beberapa wilayah perairan Jawa Timur sudah masuk kategori tinggi hingga sangat tinggi sekitar 2,5-,0 meter dan perlu menjadi perhatian yaitu di wilayah Perairan Kalteng bagian Timur, Laut Jawa timur Masalembo, Laut Jawa utara Bawean, Perairan Utara Madura, Laut Jawa selatan Bawean, Perairan Kepulauan Sapudi, Perairan Tuban-Lamongan, Perairan Kepulauan Kangean, Laut Jawa barat Masalembo, Perairan selatan Jawa Timur, dan Samudera Hindia selatan Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkan seperti potensi genangan, banjir, banjir bandang, tanah longsor, hujan es, puting beliung dan angin kencang," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022