Kolaborasi antara Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menghasilkan alat pemantau keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan kerja, bernama Rekacipta Smart Multi-Measurement Device.
Direktur PPNS Eko Julianto di Surabaya, Selasa, mengatakan alat itu untuk mengukur tingkat kesehatan lingkungan kerja yang mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018.
Perangkat pengukuran lingkungan kerja yang dihasilkan tersebut berbasis internet dan website sehingga data yang disajikan merupakan hasil pengukuran terbaru (real time).
"Kolaborasi tercipta melalui program 'Matching Fund Vokasi 2022', dan ini dilengkapi enam alat ukur yakni alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter), alat ukur kebisingan (Sound Level Meter), alat pendeteksi gas (Gas Detector), alat ukur kadar debu (Dust Collector), alat pengukur suhu, kelembaban dan kecepatan angin (Sistem Monitoring Iklim Kerja) dan alat ukur getaran (Hand-Arm Vibration)," kata Eko.
Sedangkan penggunaan perangkat berbasis internet dan website, kata dia, akan memudahkan pemantauan lingkungan kerja SPTP yang berada di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan perangkat itu akan memudahkan SPTP dalam memantau lingkungan kerja dengan cepat sehingga dapat segera dilakukan perbaikan jika dibutuhkan.
Sementara Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra menyambut baik hasil kolaborasi kedua instansi.
Untuk tahap awal, kata dia, perangkat pengukuran lingkungan kerja hasil kolaborasi PPNS dan SPTP akan digunakan pada PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Terminal Teluk Lamong yang merupakan anak perusahaan SPTP. Uji coba perangkat sendiri telah dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan tingkat keakuratan data yang dihasilkan baik.
"Sambil dilakukan evaluasi nantinya perangkat untuk mengukur lingkungan kerja tersebut akan diimplementasikan di lokasi kerja SPTP lainnya," kata Widyaswendra.
Matching Fund merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek) berupa kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dan pihak mitra.
Program tersebut menjadi wadah penelitian terapan yang dapat memecahkan banyak permasalahan dihadapi oleh dunia industri.
Selain itu juga diharapkan terjalin lebih banyak kerja sama antara dunia pendidikan dan mitra dunia usaha serta dunia industri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Direktur PPNS Eko Julianto di Surabaya, Selasa, mengatakan alat itu untuk mengukur tingkat kesehatan lingkungan kerja yang mengacu pada Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 5 tahun 2018.
Perangkat pengukuran lingkungan kerja yang dihasilkan tersebut berbasis internet dan website sehingga data yang disajikan merupakan hasil pengukuran terbaru (real time).
"Kolaborasi tercipta melalui program 'Matching Fund Vokasi 2022', dan ini dilengkapi enam alat ukur yakni alat ukur intensitas cahaya (Lux Meter), alat ukur kebisingan (Sound Level Meter), alat pendeteksi gas (Gas Detector), alat ukur kadar debu (Dust Collector), alat pengukur suhu, kelembaban dan kecepatan angin (Sistem Monitoring Iklim Kerja) dan alat ukur getaran (Hand-Arm Vibration)," kata Eko.
Sedangkan penggunaan perangkat berbasis internet dan website, kata dia, akan memudahkan pemantauan lingkungan kerja SPTP yang berada di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan perangkat itu akan memudahkan SPTP dalam memantau lingkungan kerja dengan cepat sehingga dapat segera dilakukan perbaikan jika dibutuhkan.
Sementara Corporate Secretary PT Pelindo Terminal Petikemas Widyaswendra menyambut baik hasil kolaborasi kedua instansi.
Untuk tahap awal, kata dia, perangkat pengukuran lingkungan kerja hasil kolaborasi PPNS dan SPTP akan digunakan pada PT Terminal Petikemas Surabaya dan PT Terminal Teluk Lamong yang merupakan anak perusahaan SPTP. Uji coba perangkat sendiri telah dilaksanakan beberapa waktu lalu dengan tingkat keakuratan data yang dihasilkan baik.
"Sambil dilakukan evaluasi nantinya perangkat untuk mengukur lingkungan kerja tersebut akan diimplementasikan di lokasi kerja SPTP lainnya," kata Widyaswendra.
Matching Fund merupakan program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemenristek) berupa kolaborasi dan sinergi strategis antara lembaga perguruan tinggi dan pihak mitra.
Program tersebut menjadi wadah penelitian terapan yang dapat memecahkan banyak permasalahan dihadapi oleh dunia industri.
Selain itu juga diharapkan terjalin lebih banyak kerja sama antara dunia pendidikan dan mitra dunia usaha serta dunia industri.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022