Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Timur mengusulkan pentingnya mempertahankan tujuh pimpinan lama di jajaran organisasi setempat saat Musyawarah Wilayah (Musywil) Muhammadiyah ke-16 di Ponorogo pada 25-26 Desember 2022.

"Muhammadiyah Jawa Timur masih butuh figur-figur berpengalaman. Komposisi pengalaman dan darah segar adalah komposisi yang ideal," ujar pengurus PWPM Jatim Ainul Muttaqin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.

Ia menambahkan pentingnya kolaborasi lintas generasi yang disebutnya bisa menjadi besar. Dengan berpikir kolaborasi, kata dia, Muhammadiyah akan terhindar dari konflik lintas generasi yang tidak produktif.

"Saya meyakini musywil kali ini akan sama seperti Muktamar Solo. Adem, sejuk dan hasilnya memuaskan banyak kalangan. Tapi terkadang ada saja pihak yang tidak puas itu tidak wajar dalam sebuah kompetisi pemilihan. Banyak yang lupa bahwa ini Muhammadiyah. Organisasi yang sudah sangat dewasa soal pemilihan," ujar Ainul yang merupakan salah satu kepala sekolah SMA favorit di Gresik.

Hal senada juga disampaikan oleh Bidang Hikmah Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur, Syarifuddin. Dia menegaskan semua pihak diharapkan menghidupkan spirit kolaborasi.

"Sudah tidak relevan lagi pendekatan kompetisi di Muhammadiyah. Apalagi memilih cuma berdasarkan debat kandidat. Pertimbangan track record selama memimpin dan aktif di Muhammadiyah adalah hal yang lebih penting," ujar Syarif panggilan akrabnya.

Syarif juga menegaskan pentingnya etos kolaborasi. Yakni etos yang berusaha mengakomodasi semua potensi. Potensi tentunya bisa hadir dari semua level usia.

Dia berharap musywil nanti akan merumuskan kerja-kerja kolaborasi dan meminimalisasi konflik yang tidak produktif.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022