Tim Universitas Surabaya memberi penyuluhan cara budidaya toga untuk warga Kampung Rimpang Sidoarjo, Minggu, sebagai bagian kegiatan pengabdian masyarakat melalui dana hibah internal.

Tim hibah pengabdian masyarakat diketuai oleh Apt. Fawandi Fuad Alkindi S.Farm., M.Farm, dan beranggotakan Apt. Aflian Hendra Krisnawan S.Farm., M.Farm. dari Fakultas Farmasi dan Hayuning Purnama Dewi S.Sos., M.Med.Kom.,M.M.,CMA.,CPM (Asia) dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya.

Selain dosen, kegiatan hibah ini juga dibantu oleh mahasiswa serta karyawan tenaga pendidik dari Fakultas Farmasi. Program hibah ini berlangsung selama satu tahun dimulai pada bulan Agustus 2022 silam.

narasumber dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Dyah Sulistyowati S.P., MMA memberikan tips seputar proses pemanenan apakah sekali panen langsung ganti bibit atau kah menggunakan bibit yang lama hanya perlu dipotong sebagian.

Dia menjelaskan, menanam bisa dengan media apapun seperti bekas tempat minyak isi ulang, ember bekas sehingga tidak perlu menggunakan polybag. Pekarangan di rumah pun juga sudah dapat difungsikan untuk menanam toga.

"Pengolahan toga diusahakan pengolahan tanah gembur bukan tanah lempung. Penanaman toga kecenderungan tidak terlalu suka air sehingga pengairan harus bagus dan tidak menggenang," kata Dyah.

Bibit tanaman asman kelor (sebutan lain toga oleh warga) yang diberikan warga RW 7 Desa Bangah sebanyak 200 bibit. Bibit terdiri dari tanaman kunyit putih, jahe, sambiloto dan kencur, dan laos. Seluruh bibit akan ditanam pada sentral fasum yang dimiliki warga.

"Desa Bangah dipilih sebagai lokasi pengabdian karena desa ini masih baru dibuka untuk pemukiman sehingga masih banyak lahan kosong. Lahan kosong dapat dimanfaatkan sebagai budidaya toga," kata dosen Fakultas Farmasi sekaligus ketua tim, Fawandi Fuad Alkindi.

Adapun tujuan dari penyuluhan adalah pemberian informasi kepada warga terkait penggunaan pupuk yang tepat, cara penyiraman tamanan asman kelor (sebutan tanaman toga oleh warga Desa Bangah).

Peserta penyuluhan adalah perwakilan warga RW 7 yang terdiri dari tujuh RT. Masing-masing perwakilan RT berjumlah 30 orang yang ditunjuk akan mengikuti penyuluhan tersebut.

Dengan adanya penyuluhan ini, warga memiliki pemahaman tentang budidaya tanaman asman kelor atau tanaman toga yang akan tumbuh kembang di area sentra fasum RW 7.

Kelima jenis bibit sengaja dipilih karena masuk varietas rimpang yang cocok dan mudah tumbuh jika ditanam pada daerah tropis.

"Jika mengikuti petunjuk dinas pertanian, diharapkan 90 persen bibit yang diberikan dapat berkembangbiak dan menghasilkan panenan yang baik dan banyak," ujar Fuad.

Sekretaris Desa Bangah, Muriono, mengaku antusias dengan kegiatan penyuluhan. "Ilmu yang diperoleh supaya dapat ditularkan kepada warga sekitar. Betapa pentingnya tanaman toga untuk kepentingan kesehatan kita semua dan RW 07 bisa menjadi percontohan bagi warga desa lain," ungkap Muriono.

Setelah penyuluhan dilanjutkan dengan penanaman 200 bibit yang ada di fasum warga RW 7. Penanaman bibit dilakukan langsung oleh warga sesuai dengan materi penyuluhan yang diberikan.

Untuk menjaga estetika tanaman diawali dengan tanaman yang lebih tinggi semakin ke depan tanaman yang lebih rendah supaya saat panen mempermudah prosesnya.(*)

Pewarta: Willi Irawan

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022