Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur aktif menggelar pelatihan wirausaha untuk kalangan santri dan santriwati di lingkungan pondok pesantren di daerah itu.

Ketua Dekranasda Kabupaten Trenggalek Novita Hardiny, Selasa mengungkapkan, pelatihan wirausaha santri itu digiatkan untuk mewujudkan program "One Pesantren One Produc" (OPOP) yang diusung Pemprov Jatim.

"Hari ini kita memperkuat pondasi kesiapan santri untuk menjadi entrepreneur tangguh dalam rangka mewujudkan program One Pesantren One Produc (OPOP)," kata Novita yang juga istri Bupati Trenggalek ini.

Dengan pelatihan itu, lanjut dia, pemerintah daerah berharap bisa menumbuhkan wirausahawan sehingga berpeluang membuka lapangan pekerjaan. Jangka panjangnya, kata Novita, bisa berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi santri hingga pondok pesantren.

"Dengan begitu, selain bermanfaat bagi santri nantinya juga bermanfaat bagi perekonomian pondok dan juga pada lingkungan pondok itu sendiri,” imbuhnya.

Untuk mempercepat realisasi, pemerintah daerah telah membentuk tim penguatan dan pengembangan OPOP. Tim itu nantinya yang bertugas melatih para santri dalam berwirausaha sesuai dengan spesifikasi dan klasifikasi masing-masing ponpes.

"Alhamdulillah hari ini berjalan dengan baik. Dukungan OPD juga baik dan sekretaris OPOP Trenggalek juga sangat semangat untuk bisa membina masing-masing pesantren agar memiliki satu produk unggulan yang nantinya bisa kita berikan fasilitas yang menyeluruh," katanya.

Selain memberikan pelatihan kepada santri untuk menumbuhkan wirausahawan, Trenggalek juga akan memfasilitasi produk-produk lokal agar bisa terakomodir dalam belanja daerah.

Untuk itu, Trenggalek mendorong berbagai produk unggulan ponpes bisa masuk E-katalog bersama produk lokal lainnya.

"Beberapa 'piloting' kemarin kita sudah coba di beberapa pesantren, untuk kriya, untuk batik, ciprat, seragam ibu-ibu pengajian itu sudah diproduksi di pesantren. Produk-produk lokal yang khas pesantren harapannya nanti kita bisa masukkan ke e-katalog lokal kita," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Masuknya produk pesantren dalam e-katalog itu sebagai langkah pemerintah setempat untuk mengoptimalkan penggunaan produk lokal.

Menurut Arifin, langkah itu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo agar pemerintah daerah mengalokasikan 40 persen anggaran pengadaan barang dan jasa untuk belanja produk dalam negeri.

"Sehingga dalam proses pengadaan barang dan jasa kita bisa pakai produk lokal sesuai yang diharapkan Pak Presiden. Minimal belanja anggaran pendapatan dan belanja daerah juga 40 persen nanti produk lokal," ucapnya. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022