Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, mementaskan beberapa kesenian unggulan di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta sebagai sarana promosi seni budaya yang menguatkan potensi pariwisata daerah itu di tingkat nasional.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto, di Trenggalek, Sabtu, menuturkan pementasan kesenian unggulan Trenggalek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diawali dengan Tari Bedoyo Nitisari pada Jumat (18/11) malam.
"Bedoyo Nitisari merupakan sebuah tari persembahan yang menggambarkan karakter sosok Putri Nitisari," katanya.
Setelah itu ditampilkan Tari Turonggo Yakso yang menjadi tarian khas masyarakat di Trenggalek.
Turonggo Yakso berasal dari sebuah upacara adat Baritan, bersih desa, wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah di Kecamatan Dongko.
Turonggo mengandung arti kuda sementara Yakso bermakna "buto" atau raksasa.
"Turonggo Yakso dalam tarian ini menceritakan tentang (tokoh) Dadung Awuk yang menjaga pertanian dan hewan peliharaan," katanya.
Untuk tokoh jahat disimbolkan celeng dan barongan. Saling bertempur untuk menjadi pemenang, namun akhirnya yang benar yang menang.
Selanjutnya, kata dia, pementasan drama tari dengan judul Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih.
"Drama tari ini mengambil salah satu cerita dari 17 cerita yang dituturkan oleh salah satu tokoh masyarakat di Trenggalek," katanya.
Melalui drama tari ini diharapkan dapat menjadi ajang promosi sekaligus sumber inspirasi perkembangan budaya di Trenggalek.
"Untuk pentas saat ini masih membawa tarian dan kesenian unggulan kita. Ada Turonggo Yakso, kemudian Bedoyo Nitisari yang biasa kita sebut sebagai tarian persembahan," kata Sunyoto.
Kemudian ada lagu-lagu atau langgam Jawa, kemudian nanti juga ada sendratari mengambil satu cerita yang berasal dari Prasasti Kamulan (peristiwa Kamulan).
"Ada 17 cerita setelah prasasti ini dibawa ke Trenggalek. Ada salah satu tokoh yang membuat cerita berdasarkan sejarah yang beliau ketahui. Salah satu cerita itu akan kita fragmenkan menjadi sebuah drama tari," kata mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Trenggalek itu.
Menurut dia, hal itu diharapkan menjadi sumber inspirasi. Kemudian tidak menutup kemungkinan menjadi inspirasi cerita ketoprak, ludruk, dan kesenian lainnya.
Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara saat membuka kegiatan ini berharap pentas kesenian yang digelar di Jakarta itu bisa menjadi ajang promosi dan perkenalan potensi yang dimiliki Trenggalek.
Ia juga memohon dukungan dan doa agar bisa terus menjaga kelestarian alam Kabupaten Trenggalek.
"Saat ini Trenggalek dilanda bencana silih berganti. Saya mohon doanya agar bencana ini lekas berakhir dan kami masyarakat Trenggalek kuat dan bisa menghadapi ujian ini," katanya.
Selain doa, pihaknya juga berharap dukungan untuk menjaga kelestarian alam, karena kejadian bencana tidak lepas dari pergeseran keseimbangan alam yang mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu.
"Dari jargon Meroket ada tiga janji kami, yang kami usung dalam kampanye. Tiga janji itu yakni maju ekonominya, orang atau organisasinya kreatif, dan ekosistem terjaga. Untuk itu saya memohon doanya semoga bisa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Trenggalek pentaskan kesenian unggulan di TMII
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek Sunyoto, di Trenggalek, Sabtu, menuturkan pementasan kesenian unggulan Trenggalek di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) diawali dengan Tari Bedoyo Nitisari pada Jumat (18/11) malam.
"Bedoyo Nitisari merupakan sebuah tari persembahan yang menggambarkan karakter sosok Putri Nitisari," katanya.
Setelah itu ditampilkan Tari Turonggo Yakso yang menjadi tarian khas masyarakat di Trenggalek.
Turonggo Yakso berasal dari sebuah upacara adat Baritan, bersih desa, wujud syukur terhadap hasil panen yang melimpah di Kecamatan Dongko.
Turonggo mengandung arti kuda sementara Yakso bermakna "buto" atau raksasa.
"Turonggo Yakso dalam tarian ini menceritakan tentang (tokoh) Dadung Awuk yang menjaga pertanian dan hewan peliharaan," katanya.
Untuk tokoh jahat disimbolkan celeng dan barongan. Saling bertempur untuk menjadi pemenang, namun akhirnya yang benar yang menang.
Selanjutnya, kata dia, pementasan drama tari dengan judul Prasasti Kamulan Tonggak Ing Trenggalih.
"Drama tari ini mengambil salah satu cerita dari 17 cerita yang dituturkan oleh salah satu tokoh masyarakat di Trenggalek," katanya.
Melalui drama tari ini diharapkan dapat menjadi ajang promosi sekaligus sumber inspirasi perkembangan budaya di Trenggalek.
"Untuk pentas saat ini masih membawa tarian dan kesenian unggulan kita. Ada Turonggo Yakso, kemudian Bedoyo Nitisari yang biasa kita sebut sebagai tarian persembahan," kata Sunyoto.
Kemudian ada lagu-lagu atau langgam Jawa, kemudian nanti juga ada sendratari mengambil satu cerita yang berasal dari Prasasti Kamulan (peristiwa Kamulan).
"Ada 17 cerita setelah prasasti ini dibawa ke Trenggalek. Ada salah satu tokoh yang membuat cerita berdasarkan sejarah yang beliau ketahui. Salah satu cerita itu akan kita fragmenkan menjadi sebuah drama tari," kata mantan Sekretaris Dinas Pendidikan Trenggalek itu.
Menurut dia, hal itu diharapkan menjadi sumber inspirasi. Kemudian tidak menutup kemungkinan menjadi inspirasi cerita ketoprak, ludruk, dan kesenian lainnya.
Wakil Bupati Trenggalek Syah Muhamad Natanegara saat membuka kegiatan ini berharap pentas kesenian yang digelar di Jakarta itu bisa menjadi ajang promosi dan perkenalan potensi yang dimiliki Trenggalek.
Ia juga memohon dukungan dan doa agar bisa terus menjaga kelestarian alam Kabupaten Trenggalek.
"Saat ini Trenggalek dilanda bencana silih berganti. Saya mohon doanya agar bencana ini lekas berakhir dan kami masyarakat Trenggalek kuat dan bisa menghadapi ujian ini," katanya.
Selain doa, pihaknya juga berharap dukungan untuk menjaga kelestarian alam, karena kejadian bencana tidak lepas dari pergeseran keseimbangan alam yang mengakibatkan perubahan iklim yang tidak menentu.
"Dari jargon Meroket ada tiga janji kami, yang kami usung dalam kampanye. Tiga janji itu yakni maju ekonominya, orang atau organisasinya kreatif, dan ekosistem terjaga. Untuk itu saya memohon doanya semoga bisa menjaga kelestarian dan keseimbangan alam," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pemkab Trenggalek pentaskan kesenian unggulan di TMII
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022