Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat hingga November 2022, ada 400 orang penderita HIV/AIDS yang saat ini menjalani pengobatan khusus dan sekitar 200 penderita meninggal dunia.
"Hingga sekarang ada 400 orang penderita dalam pendampingan, konseling dan motivasi pengobatan, karena penderita HIV/AIDS ini seumur hidup. Sedangkan yang meninggal dunia hingga tahun ini ada sekitar 200 orang," ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Hari Santoso di Situbondo, Jumat.
Untuk mengantisipasi makin meluas penyebaran virus yang menyerang kekebalan tubuh itu, lanjut dia, petugas dinas kesehatan setempat rutin melaksanakan tes sampel darah (skrining) tiap tiga bulan di beberapa eks lokalisasi atau tempat transaksi antara pekerja seks komersial dan pria hidung belang.
Menurut Hari, pelaksanaan skrining tiap tiga bulan dilaksanakan di setiap eks lokalisasi mulai dari wilayah barat Situbondo, yakni Kecamatan Banyuglugur hingga di eks lokalisasi perkotaan yang masih dihuni oleh pekerja seks komersial.
"Tiap tiga bulan kami rutin skrining di beberapa eks lokalisasi, ini untuk mengantisipasi dan mendeteksi penyebaran HIV/AIDS. Setiap petugas melakukan skrining di eks lokalisasi pasti ada yang positif terjangkit HIV/AIdS," kata dia.
Informasi yang diperoleh, pada Kamis (17/11) kemarin petugas Dinas Kesehatan melakukan skrining terhadap puluhan pekerja seks komersial di eks lokalisasi gunung sampan Desa Kotakan.
Dari puluhan PSK yang diambil sampel darahnya itu, lima orang di antaranya diketahui hasilnya terindikasi positif terjangkit HIV/AIDS, dan hingga saat ini dalam penanganan khusus petugas kesehatan untuk dilakukan pengobatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Hingga sekarang ada 400 orang penderita dalam pendampingan, konseling dan motivasi pengobatan, karena penderita HIV/AIDS ini seumur hidup. Sedangkan yang meninggal dunia hingga tahun ini ada sekitar 200 orang," ujar Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, Hari Santoso di Situbondo, Jumat.
Untuk mengantisipasi makin meluas penyebaran virus yang menyerang kekebalan tubuh itu, lanjut dia, petugas dinas kesehatan setempat rutin melaksanakan tes sampel darah (skrining) tiap tiga bulan di beberapa eks lokalisasi atau tempat transaksi antara pekerja seks komersial dan pria hidung belang.
Menurut Hari, pelaksanaan skrining tiap tiga bulan dilaksanakan di setiap eks lokalisasi mulai dari wilayah barat Situbondo, yakni Kecamatan Banyuglugur hingga di eks lokalisasi perkotaan yang masih dihuni oleh pekerja seks komersial.
"Tiap tiga bulan kami rutin skrining di beberapa eks lokalisasi, ini untuk mengantisipasi dan mendeteksi penyebaran HIV/AIDS. Setiap petugas melakukan skrining di eks lokalisasi pasti ada yang positif terjangkit HIV/AIdS," kata dia.
Informasi yang diperoleh, pada Kamis (17/11) kemarin petugas Dinas Kesehatan melakukan skrining terhadap puluhan pekerja seks komersial di eks lokalisasi gunung sampan Desa Kotakan.
Dari puluhan PSK yang diambil sampel darahnya itu, lima orang di antaranya diketahui hasilnya terindikasi positif terjangkit HIV/AIDS, dan hingga saat ini dalam penanganan khusus petugas kesehatan untuk dilakukan pengobatan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022