Pemerintah Kota Surabaya menerima tiga penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas upaya penanganan kesehatan di wilayah kota setempat pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina di Surabaya, Rabu, mengatakan tiga penghargaan tersebut diserahkan Sekretaris Daerah Pemprov Jatim Adhy Karyono kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-58 di Kabupaten Banyuwangi pada Selasa (15/11) malam.

"Apresiasi itu menjadi semangat untuk bekerja lebih baik, sehingga permasalahan kesehatan bisa ditangani dengan cepat dan tepat sasaran," kata Nanik.

Adapun tiga penghargaan tersebut meliputi terbaik dalam Inovasi Pergerakan Masyarakat Sasaran Pelaksanaan Imunisasi Tambahan MR (BIAN) dengan Pelibatan Berbagai Lintas Sektor, Mitra, Akademisi (Pentahelix) serta kabupaten/kota sehat dan Universal Health Coverage (UHC) atau jaminan kesehatan semesta.

Nanik mengatakan, pelaksanaan UHC merupakan implementasi dari salah satu tatanan Kota Sehat Surabaya, yaitu kehidupan masyarakat sehat dan mandiri. Sebab, tatanan ini mewajibkan pemda meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada bayi baru lahir, balita, remaja dan lansia.

"Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan tersebut ditingkatkan melalui penyelenggaraan UHC dengan jumlah kepesertaan yang ditargetkan meningkat setiap tahunnya," kata dia.

Untuk kedepannya, kata dia, Dinkes Surabaya akan melakukan berbagai upaya dalam mempertahankan predikat kota sehat yakni meningkatkan kualitas implementasi 10 (tatanan) Kota Sehat meliputi kehidupan masyarakat sehat, permukiman sehat, pasar rakyat sehat, sekolah sehat, rumah ibadah sehat, pariwisata sehat, transportasi sehat, perkantoran dan perindustrian sehat, perlindungan sosial dan pencegahan dan penanganan bencana.

Selanjutnya, Dinkes Surabaya membentuk forum kecamatan sehat dan pokja kelurahan sehat untuk percepatan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan di kecamatan dan kelurahan. Lalu, bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi terkait pelaksanaan 10 tatanan kota sehat Surabaya, seperti Baznas untuk memfasilitasi percepatan Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan di Kota Surabaya.

"Membentuk Forum Kota Sehat dan Tim Pembina Kota Sehat untuk percepatan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan di tingkat kota. Semua bersinergi untuk peningkatan implementasi kota sehat Surabaya," ujar dia.

Dinkes Surabaya juga akan melakukan berbagai macam inovasi untuk pergerakan sasaran imunisasi di Kota Surabaya seperti melakukan gerakan bersama dalam jejaring kemitraan pentaheliks dengan melibatkan pemangku kepentingan, lintas sektor, kecamatan, kelurahan, KSH, PKK, tokoh masyarakat, ormas dan sivitas akademika dalam upaya percepatan pemerataan capaian imunisasi rutin minimal 95 persen di seluruh wilayah kelurahan di Kota Surabaya.

Selain itu, mengoptimalkan kerja sama dan peran jejaring layanan imunisasi di Surabaya yakni Praktik Mandiri Bidan (PMB), Dokter Praktek Mandiri (DPM), Klinik dan Rumah Sakit. Serta, Meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi risiko terjadinya Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (KLB PD3I) melalui kegiatan surveilans aktif dan Penyelidikan Epidemiologi berbasis wilayah.*

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022