Ribuan pelajar bersama orang tuanya bermain angklung berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan jumlah 3.364 peserta yang digelar di alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu.
Kegiatan Gebyar Angklung yang digelar oleh SMP Katolik Maria Fatima itu bertepatan dengan Hari Angklung Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 16 November 2010.
"Hari ini luar biasa pihak MURI hadir kembali di Jember untuk mencatatkan kegiatan spektakuler yakni bermain angklung pasangan siswa dan orang tua dengan jumlah terbanyak yakni sebanyak 1.682 pasangan atau 3.364 peserta," kata Eksekutif Manager MURI Sri Widayati di Jember.
Ia mengatakan pihak MURI sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan menganugerahkan piagam penghargaan MURI kepada pemrakarsa yakni SMP Katolik Maria Fatima Jember dan pihak penyelenggara pemerintah kabupaten yakni Bupati Jember.
"Permainan angklung kali ini berbeda dengan rekor MURI yang sudah ada di daerah lainnya karena peserta yang di Jember merupakan pasangan antara anak dan orang tuanya, sehingga bermain angklung bisa menumbuhkan ikatan keharmonisan orang tua dengan anak, itu yang luar biasa," tuturnya.
Sementara Bupati Jember Hendy Siswanto mengapresiasi kepada seluruh peserta dari tenaga pendidik, orang tua dan anak yang bermain angklung bersama-sama.
"Kegiatan bermain angklung bersama itu sebagai bagian agar menciptakan hubungan yang terjalin mesra antara orang tua dengan anak di era modernisasi saat ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dalam gebyar angklung itu merupakan kearifan lokal bersinergi melestarikan alat musik tradisional asli Indonesia yang khas dengan memadukan perbedaan menjadi suatu harmoni yang indah.
"Angklung sebagai warisan budaya asli Indonesia perlu dilestarikan. Kolaborasi yang istimewa dari anak, orang tua, guru dan kepala sekolah itu keren sekali," ujarnya.
Sementara Ketua penyelenggara acara, Suster Miriam Juniati dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan Gebyar Angklung itu bertepatan dengan Hari Angklung Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 16 November 2010.
"Tujuan kegiatan itu agar terjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak sehingga anak bisa menghargai dan berbakti kepada orang tua, kemudian diharapkan juga bisa menumbuhkan rasa cinta dengan alat tradisional angklung," katanya.
Ia berharap pencatatan rekor MURI pada Gebyar Angklung di Jember dapat memberikan stimulus kepada peserta untuk melestarikan angkung sebagai warisan budaya Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ribuan pelajar bersama ortu bermain angklung di Jember raih MURI
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kegiatan Gebyar Angklung yang digelar oleh SMP Katolik Maria Fatima itu bertepatan dengan Hari Angklung Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 16 November 2010.
"Hari ini luar biasa pihak MURI hadir kembali di Jember untuk mencatatkan kegiatan spektakuler yakni bermain angklung pasangan siswa dan orang tua dengan jumlah terbanyak yakni sebanyak 1.682 pasangan atau 3.364 peserta," kata Eksekutif Manager MURI Sri Widayati di Jember.
Ia mengatakan pihak MURI sangat mengapresiasi kegiatan tersebut dan menganugerahkan piagam penghargaan MURI kepada pemrakarsa yakni SMP Katolik Maria Fatima Jember dan pihak penyelenggara pemerintah kabupaten yakni Bupati Jember.
"Permainan angklung kali ini berbeda dengan rekor MURI yang sudah ada di daerah lainnya karena peserta yang di Jember merupakan pasangan antara anak dan orang tuanya, sehingga bermain angklung bisa menumbuhkan ikatan keharmonisan orang tua dengan anak, itu yang luar biasa," tuturnya.
Sementara Bupati Jember Hendy Siswanto mengapresiasi kepada seluruh peserta dari tenaga pendidik, orang tua dan anak yang bermain angklung bersama-sama.
"Kegiatan bermain angklung bersama itu sebagai bagian agar menciptakan hubungan yang terjalin mesra antara orang tua dengan anak di era modernisasi saat ini," katanya.
Selain itu, lanjut dia, dalam gebyar angklung itu merupakan kearifan lokal bersinergi melestarikan alat musik tradisional asli Indonesia yang khas dengan memadukan perbedaan menjadi suatu harmoni yang indah.
"Angklung sebagai warisan budaya asli Indonesia perlu dilestarikan. Kolaborasi yang istimewa dari anak, orang tua, guru dan kepala sekolah itu keren sekali," ujarnya.
Sementara Ketua penyelenggara acara, Suster Miriam Juniati dalam laporannya mengatakan bahwa kegiatan Gebyar Angklung itu bertepatan dengan Hari Angklung Sedunia yang ditetapkan oleh UNESCO pada 16 November 2010.
"Tujuan kegiatan itu agar terjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak sehingga anak bisa menghargai dan berbakti kepada orang tua, kemudian diharapkan juga bisa menumbuhkan rasa cinta dengan alat tradisional angklung," katanya.
Ia berharap pencatatan rekor MURI pada Gebyar Angklung di Jember dapat memberikan stimulus kepada peserta untuk melestarikan angkung sebagai warisan budaya Indonesia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ribuan pelajar bersama ortu bermain angklung di Jember raih MURI
Editor : Abdullah Rifai
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022