Anggota DPRD Jawa Timur Agatha Retnosari mengajak mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya membuat konten-konten positif di media sosial.
"Konten-konten yang sifatnya negatif akan berpengaruh pada privasinya kelak atau saat telah menjabat di sebuah instansi maupun maupun menjadi profesi," kata Agatha saat seminar sosialisasi Wawasan Kebangsaan "Membangun Patriot di Era Distrupsi Mencegah Kekerasan Seksual" di Untag Surabaya, Jumat.
Menurut dia, mahasiswa saat ini tidak ada yang tidak punya ponsel pintar. Kemajuan teknologi itu juga membuat adanya pergeseran gaya hidup, cara komunikasi dan mengekspresikan suatu pendapat.
"Apa yang kita rekam, apa yang menjadi konten jika bersifat negatif itu tidak akan hilang. Karena ada jejak digital, dan akan berpengaruh pada citra mahasiswa," katanya.
Konten yang berada di media sosial tidak bisa dihapus, jadi dikhawatirkan akan menjadi masalah di kemudian hari.
"Mereka kan anak muda, jadi tidak tahu apakah besok mereka jadi pejabat atau orang penting," katanya.
Misalnya, apabila suatu hari ada mahasiswa menyimpan hingga sampai mengunggah foto yang tidak pantas, bisa mengganggu karier mereka, karena sifat internet hingga sampai 10 tahun depan tidak bisa hilang.
"Jadi misalkan jika ada orang yang tak bertanggung jawab ataupun hacker kan nanti foto lama bersemi kembali, apalagi foto tersebut bersifat senonoh," ujarnya.
Selain itu, tidak semua anak di Surabaya mendapatkan pendidikan yang layak karena bantuan SPP dari pemerintah belum bisa menjangkau secara keseluruhan.
"Olah karena itu, orang tua harus berperan penting untuk mengawasi tumbuh kembang anak," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022