Pemerintah Kabupaten Trenggalek menerima pembagian hasil keuntungan produksi getah pinus yang disadap dari kawasan hutan yang dikelola Perhutani, sebesar Rp1,2 miliar.

Penyerahan bagi hasil keuntungan atau profit sharing penjualan hasil sadap getah pinus Perhutani itu dilakukan di kompleks wisata Agro Park yang berlokasi di Kota Trenggalek, Rabu.

"Ini langsung kami bagikan kepada masing-masing Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) yang terlibat langsung dalam kegiatan produksi sadap getah pinus," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin.

Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap komitmen Perhutani dalam memberikan pembagian keuntungan hasil penjualan getah pinus yang dikerjakan petani hutan.

"Ini menjadi bukti bahwa masyarakat sekitar bisa mendapat hasil hutan tanpa harus merusak. Masyarakat hutan semakin berdaya secara ekonomi dan alam tetap terjaga dengan baik atau lestari," ucap Mas Ipin, sapaan akrabnya.

Menurut dia, opsi pelestarian lingkungan itu diantaranya adalah dengan penggalakan reboisasi sesuai jenis tanaman atau pohon yang cocok dengan karakter wilayah.

"Kalaupun tanamannya tanaman kayu yang tidak ada buahnya, bisa kemudian digunakan sebagai rumah kayu ataupun yang lainnya. Bisa juga dijual pariwisata, sementara kayu bisa diambil pinusnya," ujarnya.

Termasuk, lanjut Mas Ipin, pengembangan kawasan wisata seperti misalnya membuka rumah makan atau hunian tanpa merusak alam dengan menebang pohon.

Konsep itu selaras dengan upaya penanggulangan bencana hidrometeorologi yang belakang melanda Trenggalek.

Meskipun dipengaruhi banyak faktor, namun hutan memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana.

"Keberadaan hutan memang harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar atau petani hutan. Namun tidak lantas kemanfaatan itu terus dengan cara merusak hutan menebang pohon tanpa meremajakan kembali komoditas hutannya," ujarnya..

Senada, Wakil Kepala Perhutani Divre Jatim Perum Perhutani, Toni Kuspuja menyatakan, langkah yang dilakukan pemerintah daerah itu sejalan dengan Perhutani, yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan tanpa mengesampingkan upaya pencegahan penanggulangan bencana alam.

"Tadi arahan pak bupati adalah agrowisata yang berwawasan lingkungan. Ada skema-skema ekonomi yang di situ melibatkan masyarakat di sekitar desa hutan. Mari kita jadikan hutan menjadi salah satu benteng, paling pokok yang bisa menjaga atau mengurangi dampak-dampak atau risiko terhadap bencana alam yang terjadi," kata dia.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022