Pemerintah Kabupaten Trenggalek menetapkan status tanggap darurat bencana menyusul banjir dan tanah longsor melanda puluhan desa di 12 kecamatan di daerah itu sejak Senin (17/10) malam.

"Kami (Pemerintah Kabupaten Trenggalek.) menyampaikan duka mendalam, sekaligus menetapkan status tanggap darurat bencana," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin  dikonfirmasi di sela kegiatan penanggulangan bencana banjir di Kota Trenggalek, Selasa.

Langkah mitigasi saat ini terus dioptimalkan Pemkab Trenggalek yang didukung seluruh unsur pemangku kepentingan setempat, termasuk dukungan kepolisian, TNI, dan masyarakat.

Posko-posko pengungsian dibuka, dapur-dapur umum didirikan untuk menyiapkan ribuan logistik makanan serta kebutuhan air bersih untuk minum warga.

Tim SAR gabungan juga dikerahkan dibantu seluruh potensi SAR lain dari masyarakat, organisasi sosial, maupun organisasi keagamaan.

Warga yang rumahnya terendam banjir saat ini diungsikan ke lima titik posko pengungsian, seperti di gedung Basarnas, GOR Menaksopal, Kantor Kecamatan Trenggalek, Warung Trimo Kelurahan Tamanan, serta barat RS Budiasih.

Namun, hingga larut malam, lebih banyak warga yang memilih kembali atau tinggal dan bertahan di titik lokasi aman yang tak jauh dari rumah asalnya yang terendam banjir.

Ia juga mengimbau kepada warga yang berada di lokasi rawan dan masih dapat bergerak untuk merapat ke tempat evakuasi.

"Karena di sana ada tim medis dan logistik kami sediakan di sana," katanya.

Selain banjir bandang yang melanda 25 desa di enam kecamatan, pada waktu hampir bersamaan serangkaian longsor juga terjadi di 15 desa delapan kecamatan, termasuk di Kecamatan Trenggalek dan Gandusari yang terdampak banjir parah. 
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022