Manajemen RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur terus mengoptimalkan peran 11 tenaga pendamping untuk membantu ODHA mengakses obat obat antiretroviral (ARV) di Poli Seruni, klinik khusus untuk pelayanan penderita HIV/AIDS yang berkunjung dan berobat jalan di rumah sakit tersebut.

"Para pendamping ini mulai disediakan pada saat pandemi COVID-19 mulai merebak awal 2020 lalu. Kini seiring kebutuhan dan juga demi efektivitas, peran mereka lebih dioptimalkan lagi," kata Kepala ruangan Poli Seruni RSUD dr Iskak, Ina Imawati di Tulungagung, Senin.

Para pendamping yang tersebar di beberapa kecamatan ini akan selalu siaga untuk mengambil obat ARV yang ada di RSUD dr. Iskak lalu menghantarkannya langsung ke rumah ODHA.

Layanan mirip program “home care” ini disediakan untuk memberi kenyamanan ODHA, sekaligus meminimalkan risiko penularan.

“Kami berharap layanan kunjung rumah untuk pengiriman obat ARV ini semakin memperluas minat ODHA lain untuk melakukan VCT di Poli Seruni dan melakukan pengobatan rutin,” lanjut Ina.

Sebelas petugas pendamping ini sebagian merupakan petugas dari RSUD dr. Iskak, sebagian lain merupakan penyintas yang diperbantukan KPA (Komisi Pemberantasan AIDS) dan sisanya dari kelompok relawan lain.

Adanya kolaborasi berbagai sektor ini, diberlakukan untuk memudahkan petugas dalam menjangkau ODHA yang belum mendapatkan pengobatan ARV.

Semasa COVID-19, petugas pendamping sangat membantu ODHA untuk mengurangi risiko terpapar karena mobilitas yang tinggi.

“Layanan ini sudah kami mulai sebelum ada pandemi, namun sekarang semakin gencar karena banyak ODHA yang memanfaatkan layanan tersebut,”imbuhnya.

Saat ini, dari 600-an ODHA yang rutin menjalani pengobatan ARV, sekitar 70-80 persen dalam kondisi baik dan stabil. Untuk pengambilan ARV ini dijadwalkan rutin setiap sebulan sekali.

Obat ARV yang diberikan kepada ODHA ini merupakan jenis obat yang dapat digunakan untuk memperlambat perkembangan virus HIV.

Cara kerjanya, yakni dengan menghilangkan unsur yang diperlukan oleh virus HIV untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.

Selama mengonsumsi obat ARV tersebut, dokter akan memonitor jumlah virus dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan.
Penghitungan sel CD4 akan dilakukan tiap 3-6 bulan. Sedangkan pemeriksaan HIV RNA dilakukan sejak awal pengobatan, dilanjutkan tiap 3-4 bulan selama masa pengobatan.

Meskipun HIV tidak dapat disembuhkan, namun dengan rutin mengkonsumsi ARV membantu menjaga kualitas hidup ODHA.
Itulah kenapa pasien harus segera mengonsumsi ARV begitu didiagnosis menderita HIV, yakni agar perkembangan virus HIV dapat dikendalikan. 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022