Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Malang, memecat SF yang diduga menyebarkan hoaks terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10).

Ketua DPD PSI Kabupaten Malang Yosea Suryo Widodo, di Kabupaten Malang, Jumat, mengatakan setelah pihaknya mengetahui SF mengunggah rekaman suara yang memberikan komentar hoaks terkait Tragedi Kanjuruhan, maka Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI langsung memerintahkan untuk memecat kader tersebut.

"Setelah kami mengetahui beberapa hari lalu bahwa SF merupakan kader kami, saat itu pula DPP memerintahkan DPD untuk memecat dari keanggotaan PSI karena sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai partai," kata Yosea.

Sebagai informasi, rekaman suara yang diduga SF viral pascaperistiwa tragedi di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang.

Dalam rekaman itu, seorang perempuan yang mengaku sebagai penjual dawet di pintu 3 menyatakan bahwa Aremania sudah dalam kondisi mabuk saat menonton laga.

Masih dalam rekaman itu, disebutkan bahwa barang dagangan miliknya menjadi sasaran kemarahan para suporter. Ia menyatakan sempat berupaya menyelamatkan seorang anggota kepolisian yang dipukuli.

Namun, faktanya di Stadion Kanjuruhan Malang, khususnya di pintu 3, tidak ada warung atau lapak yang berjualan dawet. Di pintu 3 terdapat toko mebel dan tidak pernah ada lapak penjual dawet seperti yang diklaim dalam rekaman suara tersebut.

Beberapa waktu lalu, SF yang diduga merupakan pengunggah dan pembuat rekaman suara tersebut sudah menyampaikan permohonan maaf secara langsung ke salah satu keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.

Yosea menambahkan pihaknya mengaku kesulitan untuk melakukan komunikasi dengan SF. Namun, ia memastikan bahwa terkait pemecatan kader yang diketahui bergabung sejak 2019 tersebut sudah disampaikan kepada SF.

"Yang bersangkutan sulit dihubungi karena sepertinya masih syok. Namun, kemarin setelah bisa menelepon, kami sampaikan perihal pemecatannya dari PSI," katanya.

Ia memastikan bahwa apa yang dilakukan SF tidak ada kaitannya dengan PSI. Tindakan tersebut di luar kepartaian dan merupakan perbuatan pribadi yang dilakukan oleh SF. Ia mendukung adanya proses hukum terkait penyebaran informasi hoaks tersebut.

Seperti diberitakan pada Sabtu (1/10) terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah "flare" dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Akibat kejadian itu, sebanyak 132 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher, serta asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan ada ratusan orang mengalami luka ringan dan luka berat

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022