Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) milik Pemkab Tulungagung yang baru direncanakan mulai beroperasi melayani pasien rawat inap maupun rawat jalan pada November 2022.
"Skenario kami begitu. Jika tidak ada kendala, RSUD ini mulai beroperasi pada November mendatang," kata Direktur RSUD Campurdarat, Rio Ardona di Tulungagung, Jumat.
Pembangunan rumah sakit hasil pengembangan Puskesmas Campurdarat di selatan Kota Tulungagung ini sebenarnya belum selesai. Saat ini kemajuan pembangunan masih 85 persen.
Ada beberapa instalasi dan unit pelayanan yang masih dibangun. Namun, untuk bangunan utama, instalasi gawat darurat serta poliklinik telah mendekati rampung. Tinggal penyelesaian akhir konstruksi dan pemasangan instalasi medis dan sarana penunjang lainnya.
"Untuk tahap dua sudah 85 persen, tahap tiga 20 persen. Harapan kami tahap dua ini selesai akhir Oktober ini, dan tahap tiga selesai sebelum akhir Desember," ujar Rio.
Sementara menunggu penyelesaian beberapa ruang dan pemasangan sarana penunjang layanan kesehatan, kata Rio, RSUD Campurdarat sudah bisa dioperasionalkan melayani pasien, terutama pasien rujukan dari Puskesmas Campurdarat dan fasilitas kesehatan tingkat satu lain di wilayah Tulungagung selatan, seperti dari Kecamatan Bandung, Kalidawir, Pakel, Tanggunggunung, Pucanglaban maupun Besuki.
Untuk layanan di awal operasional ini, lanjut Rio, pihaknya bakal mengacu pada standar rumah sakit tipe D, dengan persyaratan 50 tempat tidur.
Setelah tahap tiga selesai, tempat tidur bakal bertambah menjadi 93 tempat tidur. Meski demikian, jika sesuai dengan rencana, RS ini memiliki kapasitas 197 tempat tidur.
"Polinya ada enam, yakni Poli Anak, Tumbuh Kembang, Kulit, Paru, Kebidanan, dan Poli Bedah,” paparnya.
Rio mengatakan sesuai survei demografi yang dilakukan, penyakit yang banyak diderita oleh warga sekitar adalah kulit dan paru.
Sebab, wilayah ini jamak ditemui pengolahan marmer. Serbuk penggergajian batu sering menyebabkan sesak nafas dan iritasi kulit. "Maka, kita siapkan poli itu," katanya.
Disinggung perijinan, Rio jelaskan sudah selesai semua. Alat kesehatan untuk operasional sudah siap. Untuk SDM (sumber daya manusia) juga telah mencukupi untuk RS tipe D.
"Kebutuhan sekitar 180 tenaga kesehatan, saat ini masih tersedia 174 tenaga kesehatan. Jumlah itu untuk pelayanan di kesehatan, belum tenaga di bidang administrasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Skenario kami begitu. Jika tidak ada kendala, RSUD ini mulai beroperasi pada November mendatang," kata Direktur RSUD Campurdarat, Rio Ardona di Tulungagung, Jumat.
Pembangunan rumah sakit hasil pengembangan Puskesmas Campurdarat di selatan Kota Tulungagung ini sebenarnya belum selesai. Saat ini kemajuan pembangunan masih 85 persen.
Ada beberapa instalasi dan unit pelayanan yang masih dibangun. Namun, untuk bangunan utama, instalasi gawat darurat serta poliklinik telah mendekati rampung. Tinggal penyelesaian akhir konstruksi dan pemasangan instalasi medis dan sarana penunjang lainnya.
"Untuk tahap dua sudah 85 persen, tahap tiga 20 persen. Harapan kami tahap dua ini selesai akhir Oktober ini, dan tahap tiga selesai sebelum akhir Desember," ujar Rio.
Sementara menunggu penyelesaian beberapa ruang dan pemasangan sarana penunjang layanan kesehatan, kata Rio, RSUD Campurdarat sudah bisa dioperasionalkan melayani pasien, terutama pasien rujukan dari Puskesmas Campurdarat dan fasilitas kesehatan tingkat satu lain di wilayah Tulungagung selatan, seperti dari Kecamatan Bandung, Kalidawir, Pakel, Tanggunggunung, Pucanglaban maupun Besuki.
Untuk layanan di awal operasional ini, lanjut Rio, pihaknya bakal mengacu pada standar rumah sakit tipe D, dengan persyaratan 50 tempat tidur.
Setelah tahap tiga selesai, tempat tidur bakal bertambah menjadi 93 tempat tidur. Meski demikian, jika sesuai dengan rencana, RS ini memiliki kapasitas 197 tempat tidur.
"Polinya ada enam, yakni Poli Anak, Tumbuh Kembang, Kulit, Paru, Kebidanan, dan Poli Bedah,” paparnya.
Rio mengatakan sesuai survei demografi yang dilakukan, penyakit yang banyak diderita oleh warga sekitar adalah kulit dan paru.
Sebab, wilayah ini jamak ditemui pengolahan marmer. Serbuk penggergajian batu sering menyebabkan sesak nafas dan iritasi kulit. "Maka, kita siapkan poli itu," katanya.
Disinggung perijinan, Rio jelaskan sudah selesai semua. Alat kesehatan untuk operasional sudah siap. Untuk SDM (sumber daya manusia) juga telah mencukupi untuk RS tipe D.
"Kebutuhan sekitar 180 tenaga kesehatan, saat ini masih tersedia 174 tenaga kesehatan. Jumlah itu untuk pelayanan di kesehatan, belum tenaga di bidang administrasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022