Bencana banjir dan tanah longsor yang pada Minggu (9/10) melanda bagian wilayah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, berdampak pada 655 rumah warga dan menyebabkan 124 di antaranya rusak menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Dari 655 rumah yang terkena bencana alam itu, di antaranya ada 124 rumah yang mengalami kerusakan kategori berat, sedang, dan ringan," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Kamis.
Menurut data BPBD, banjir juga menyebabkan kerusakan satu bangunan pondok pesantren, masjid, dan sekolah serta mengakibatkan lima jembatan gantung terputus, 45 bagian jalan ambles, dan 25 hektare persawahan terancam gagal panen.
"Kami berharap kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan bisa secepatnya diperbaiki," kata Febby.
Pemerintah Kabupaten Lebak memberlakukan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari dari 9 sampai 23 Oktober 2022.
Baca juga: Daerah terdampak akibat banjir dan longsor di Trenggalek bertambah
BPBD Lebak bersama TNI, Polri, dan relawan telah menyalurkan bantuan makanan dan air bersih serta menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga di daerah yang terdampak banjir.
Hujan lebat menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga di wilayah Kecamatan Bayah, Cibeber, Cilograng, Panggarangan, dan Cigemblong di Kabupaten Lebak pada Minggu (9/10).
Meski banjir telah surut, Febby mengimbau warga tetap siaga menghadapi kemungkinan banjir datang lagi saat hujan deras turun dalam waktu lama.
"Kami minta masyarakat tetap waspada dan siap siaga menghadapi dampak cuaca buruk," katanya.
Di wilayah Kecamatan Bayah, warga mengaktifkan kegiatan ronda malam untuk memantau kondisi lingkungan agar bisa segera mendeteksi dan menangani kejadian bencana.
"Kami minta warga tetap pada malam hari melakukan pengamanan dengan memberlakukan ronda," kata Isra (55), seorang ketua lingkungan rukun tetangga di wilayah Kecamatan Bayah.(*)
"Dari 655 rumah yang terkena bencana alam itu, di antaranya ada 124 rumah yang mengalami kerusakan kategori berat, sedang, dan ringan," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama di Lebak, Kamis.
Menurut data BPBD, banjir juga menyebabkan kerusakan satu bangunan pondok pesantren, masjid, dan sekolah serta mengakibatkan lima jembatan gantung terputus, 45 bagian jalan ambles, dan 25 hektare persawahan terancam gagal panen.
"Kami berharap kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan bisa secepatnya diperbaiki," kata Febby.
Pemerintah Kabupaten Lebak memberlakukan status tanggap darurat bencana banjir dan tanah longsor selama 14 hari dari 9 sampai 23 Oktober 2022.
Baca juga: Daerah terdampak akibat banjir dan longsor di Trenggalek bertambah
BPBD Lebak bersama TNI, Polri, dan relawan telah menyalurkan bantuan makanan dan air bersih serta menyediakan pelayanan kesehatan bagi warga di daerah yang terdampak banjir.
Hujan lebat menyebabkan air sungai meluap dan membanjiri permukiman warga di wilayah Kecamatan Bayah, Cibeber, Cilograng, Panggarangan, dan Cigemblong di Kabupaten Lebak pada Minggu (9/10).
Meski banjir telah surut, Febby mengimbau warga tetap siaga menghadapi kemungkinan banjir datang lagi saat hujan deras turun dalam waktu lama.
"Kami minta masyarakat tetap waspada dan siap siaga menghadapi dampak cuaca buruk," katanya.
Di wilayah Kecamatan Bayah, warga mengaktifkan kegiatan ronda malam untuk memantau kondisi lingkungan agar bisa segera mendeteksi dan menangani kejadian bencana.
"Kami minta warga tetap pada malam hari melakukan pengamanan dengan memberlakukan ronda," kata Isra (55), seorang ketua lingkungan rukun tetangga di wilayah Kecamatan Bayah.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022