PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UTD) Jawa Timur mempercepat pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off grid di 16 lokasi kepulauan yang ada di Kabupaten Sumenep, Jatim.
"Memang sudah menjadi fokus kami untuk mempercepat elektrifikasi di kepulauan pascapandemi, karena sebelumnya terkendala saat pandemi. Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak 8.434 pelanggan dengan total daya 975 KWp," kata General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran melalui keterangan tertulisnya di Surabaya, Kamis.
Sebanyak 16 lokasi tersebut yakni Bulumanuk, Bunginnyarat, Gili labak, Karamian, Pajangan, Sadulang Kecil, Sapapan, Saredeng Besar, Saredeng Kecil, Saseel, Saur, Sepangkur Kecil, Talango Air, Talango Tengah, Kalosot dan Sitabok.
Menurut dia, secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kms akan dimulai pada tahun 2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada tahun 2023. Untuk biaya investasi yang dikeluarkan sekitar Rp3,4 miliar.
Lasiran berharap, proses pembangunan PLTS Off Grid maupun jaringan listrik berjalan lancar tanpa kendala dan cepat selesai sesuai rencana.
"Ada yang selesai tahun ini ada yang tahun depan, sehingga masyarakat yang berada di kepulauan bisa segera menikmati listrik dan mampu meningkatkan taraf hidup disana," kata Lasiran.
Sementara itu, Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika Jonner MP Pardosi mengatakan, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan PLN UTD Jatim terkait pembangunan PLTS tersebut.
Menurut dia, hal itu merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya Elektrika terhadap rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan dalam bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.
"PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya EPC di PLN Grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan project tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis EBT," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Memang sudah menjadi fokus kami untuk mempercepat elektrifikasi di kepulauan pascapandemi, karena sebelumnya terkendala saat pandemi. Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak 8.434 pelanggan dengan total daya 975 KWp," kata General Manager PLN UID Jawa Timur Lasiran melalui keterangan tertulisnya di Surabaya, Kamis.
Sebanyak 16 lokasi tersebut yakni Bulumanuk, Bunginnyarat, Gili labak, Karamian, Pajangan, Sadulang Kecil, Sapapan, Saredeng Besar, Saredeng Kecil, Saseel, Saur, Sepangkur Kecil, Talango Air, Talango Tengah, Kalosot dan Sitabok.
Menurut dia, secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kms akan dimulai pada tahun 2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada tahun 2023. Untuk biaya investasi yang dikeluarkan sekitar Rp3,4 miliar.
Lasiran berharap, proses pembangunan PLTS Off Grid maupun jaringan listrik berjalan lancar tanpa kendala dan cepat selesai sesuai rencana.
"Ada yang selesai tahun ini ada yang tahun depan, sehingga masyarakat yang berada di kepulauan bisa segera menikmati listrik dan mampu meningkatkan taraf hidup disana," kata Lasiran.
Sementara itu, Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika Jonner MP Pardosi mengatakan, pihaknya telah menandatangani kontrak dengan PLN UTD Jatim terkait pembangunan PLTS tersebut.
Menurut dia, hal itu merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya Elektrika terhadap rencana Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan peran Energi Baru Terbarukan dalam bauran energi nasional yang ditargetkan mencapai 23 persen pada tahun 2025.
"PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya EPC di PLN Grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan project tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis EBT," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022