Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mengingatkan lembaga penyiaran televisi dan radio di Jawa Timur untuk berhati-hati saat memberitakan tragedi yang terjadi Stadion Kanjuruhan Malang.

Koordinator Bidang Isi Siaran KPID Jatim Sundari di Surabaya, Minggu, mengatakan TV dan Radio Jatim untuk tidak mengeksploitasi kekerasan dan atau menggunakan narasi yang provokatif saat menyiarkan.

"Lembaga penyiaran televisi dan radio di Jatim tetap harus memperhatikan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran saat memberitakan tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang," kata Ndari, sapaan akrabnya.

Ia mengatakan TV dan radio harus mempertimbangkan proses pemulihan korban, keluarga dan atau masyarakat terdampak kerusuhan. Menurut dia, narasi yang dibuat wajib mengarah pada penyelesaian dan pemulihan peristiwa tersebut.

"Masyarakat sebaiknya juga tidak mengunggah foto dan video di media sosial yang isinya bisa memantik emosi keluarga dan korban," kata Ndari.

KPID Jatim turut berbelasungkawa dengan peristiwa yang terjadi usai pertandingan Derby Jatim antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam, yang menyebabkan129 orang meninggal.

KPID Jatim berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak dan tak terulang kembali di masa depan.

Diketahui kericuhan di Stadion Kanjuruhan bermula saat ribuan suporter Aremania merangsek masuk ke area lapangan setelah Arema FC kalah. Kerusuhan tersebut semakin membesar adanya sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022