Sebanyak 140 siswa dan guru pendamping SMP Islam Krembung Sidoarjo Jawa Timur melakukan kegiatan outing class Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Kampung Edukasi Sampah, di Sekardangan, Sidoarjo, Sabtu.
Indah Choirunnisa Guru pendamping siswa SMP Islam Krembung Sidoarjo mengatakan dalam tata kelola sampah dari hulu ke hilir secara umum masih belum tertata dengan baik.
"Sekolah menjadi sebuah miniatur bagi masyarakat yang dapat dijadikan tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak usia dini," ujarnya dalam keterangan pers.
Ia mengatakan, sekolah dapat mulai mengenalkan dan mempraktikkan bagaimana pemilahan sampah organik, nonorganik dan sampah berbahaya beracun (B3) serta meminimalisir volume sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
"Kami memberikan apresiasi kepada pengelola Kampung Edukasi Sampah yang dapat memfasilitasi kegiatan outing class," ujarnya.
Berdasarkan evaluasi kegiatan ini terlihat anak-anak siswa antusias dan senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan praktiknya.
"Semula anak-anak menganggap bahwa sampah itu jorok, bau dan kotor, namun setelah mendapatkan penjelasan serta praktek pemilahan dan pengolahannya ternyata sampah bisa dimanfaatkan dan menjadi bermanfaat," katanya.
Ia juga menyampaikan, setelah kegiatan tersebut anak didik menjadi lebih aktif, kreatif serta peduli dalam pemilahan dan pengolahan sampah tak hanya di lingkungan sekolahnya namun juga menjadi kebiasaan di lingkungan rumah.
Hery Sugiono Ketua RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo yang juga sebagai kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengatakan diperlukan kolaborasi siswa guru dan masyarakat agar dapat melahirkan sebuah kemandirian dalam pengelolaan sampah yang harus dimulai sejak usia dini.
Hery mengapresiasi pihak sekolah yang tak hanya memberikan pembelajaran formal saja namun juga mengajarkan peserta didik tentang pentingnya pengelolaan lingkungan sehingga akan terwujud kesadaran sehingga lahirlah para kader-kader yang peduli dengan lingkungan.
"Dengan kegiatan seperti ini tentunya akan mampu meningkatkan kepedulian dan peran aktif anak-anak usia sekolah dalam mengelola sampah mulai dari sumbernya," kata dia.
Edi Priyanto selaku pegiat lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengatakan kesadaran anak-anak usia dini dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi salah satu faktor penting dalam pembelajaran pengelolaan lingkungannya agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih.
Menurut dia, konsep dasar pengelolaan sampah tidak hanya semata-mata menggunakan teknologi dan peralatan yang canggih, namun yang terpenting membutuhkan sebuah perubahan dan pembentukan perilaku dari setiap individu.
"Pembentukan perilaku pada setiap individu dalam mengelola sampah secara tepat perlu ditanamkan sejak usia dini atau saat mereka berada bangku sekolah dasar dan menengah, saat itu merupakan usia yang tepat dalam pembentukan perilaku seseorang, yang akan menjadi lebih mudah dan lebih terlihat hasilnya saat beranjak remaja dan dewasa," katanya.
Ia mengatakan, pembentukan sebuah perilaku sadar atas pengelolaan sampah dapat dilakukan sejak dini mulai dari membiasakan memilah dan menempatkan sampah sesuai dengan tempatnya, sehingga akan menjadi sebuah kebiasaan dalam perjalanan hidupnya.
"Selanjutnya kemampuan dalam melakukan pengolahan sampah secara mandiri sehingga volume yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga akan mampu menciptakan sebuah lingkungan yang bersih dan sehat," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022