Ratusan mahasiswa dari berbagai elemen ekstra kampus yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus Jember mengkritisi kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM dengan unjuk rasa di bundaran DPRD Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa.
Ratusan aktivis mahasiswa dari elemen PMII, HMI, GMNI, IMM, KAMMI,LMND, juga KMHDI melakukan longmarch dari jalan kembar Kampus Universitas Jember menuju bundaran DPRD setempat dengan membawa sejumlah poster yang memrotes kenaikan harga BBM yang mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
"Kenaikan BBM berimbas negatif pada sektor perekonomian masyarakat dan pertumbuhan ekonomi rumah tangga," kata koordinator aksi David Rizal Firmansyah usai berorasi di bundaran DPRD Jember.
Berdasarkan data pengguna bahan bakar bersubsidi (pertalite dan bio solar) tercatat sebanyak 80 persen masyarakat kelas menengah atas mengonsumsi BBM bersubsidi dan selebihnya dikonsumsi masyarakat kelas menengah ke bawah.
Ia mengatakan mahasiswa juga meminta ada reformasi perpajakan dan mewujudkan pajak berkeadilan,serta mengajak masyarakat umum untuk mengawal kebijakan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat.
"Ada tujuh tuntutan yang kami serukan dalam unjuk rasa bersama berbagai elemen mahasiswa itu di antaranya meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM dan tarif dasar listrik, mendesak pemerintah untuk mengevaluasi kinerja BPH migas, dan mendesak pemerintah untuk segera memberantas pemburu rente," katanya.
Sementara Ketua DPRD Jember M. Itqon Syauqi berjanji akan meneruskan aspirasi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus Jember itu kepada pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM.
"Aspirasi mahasiswa akan kami sampaikan melalui surat elektronik dan juga akan diserahkan secara langsung ke Kementerian ESDM, sehingga kami juga meneruskan pakta integritas kepada ketua fraksi untuk ditandatangani," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022