Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong pengurus Yayasan Kanker Indonesia (YKI) khususnya cabang koordinator Jawa Timur untuk memaksimalkan upaya promotif dan preventif deteksi dini serta supportif - paliatif .
"Upaya itu akan berdampak signifikan pada peningkatan angka kesembuhan bagi penderita kanker, khususnya servik dan kanker payudara," katanya saat mengukuhkan pengurus YKI cabang koordinator Jawa Timur masa bakti tahun 2022-2027, Selasa (30/8) malam.
Gubernur Khofifah menjelaskan upaya promotif dan preventif deteksi dini dapat dengan menambah titik-titik pap smear dan mammografi. Caranya dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk sinergi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan organisasi-organisasi masyarakat yang memiliki rumah sakit dan klinik di berbagai daerah.
"Kita bisa bangun sinergitas lebih kuat lagi untuk bisa memperbanyak pap smear. Saya rasa bisa kita masifkan. Insya Allah hasilnya juga signifikan sebagaimana yang selama ini sudah dilaksanakan YKI Jatim periode sebelumnya," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah dukung revitalisasi makam para guru pendiri NU
Mantan Menteri Sosial itu menilai perlu melibatkan beberapa ormas yang memiliki rumah sakit atau klinik dengan tujuan agar bisa melakukan berbagai program akseleratif. Berbagai upaya bisa dilakukan untuk memberikan kontribusi secara lebih signifikan terhadap penurunan kanker khususnya serviks dan payudara.
"Kita bisa melakukan MoU dengan berbagai ormas yang memiliki rumah sakit dan klinik," tuturnya.
Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr Aru Wisaksono Sudoyo mengungkapkan Indonesia memiliki tugas untuk menurunkan angka kanker sampai 30 persen di tahun 2030. Sementara di Indonesia, 70 persen pasien kanker datang sudah pada stadium 3 dan 4. Oleh karenanya ia menyebut bahwa promotif deteksi dini pada hakekatnya merupakan tugas utama bersama.
"Deteksi dini itu menjadi prioritas, tugas dari kementerian kesehatan dan masyarakat. Selama ini kita lebih banyak pada hal-hal yang kuratif," ujarnya.
Ketua YKI Jawa Timur Dr. dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K) melaporkan bahwa banyak sekali penderita kanker yang datang ke rumah sakit sudah dalam stadium akhir. Sehingga upaya untuk memaksimalkan kesembuhan menjadi lebih kecil.
Oleh sebab itu ia bertekad akan banyak melakukan upaya preventif dengan cara sosialisasi deteksi dini yang lebih masif dengan melibatkan media massa ataupun sosialisasi oleh organisasi-organisasi masyarakat.
"Salah satu target kami nanti bagaimana kanker payudara ini bisa terdeteksi lebih dini sehingga jumlah angka kesembuhannya menjadi lebih banyak," kata dr Joni.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Upaya itu akan berdampak signifikan pada peningkatan angka kesembuhan bagi penderita kanker, khususnya servik dan kanker payudara," katanya saat mengukuhkan pengurus YKI cabang koordinator Jawa Timur masa bakti tahun 2022-2027, Selasa (30/8) malam.
Gubernur Khofifah menjelaskan upaya promotif dan preventif deteksi dini dapat dengan menambah titik-titik pap smear dan mammografi. Caranya dengan melibatkan banyak pihak. Termasuk sinergi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan organisasi-organisasi masyarakat yang memiliki rumah sakit dan klinik di berbagai daerah.
"Kita bisa bangun sinergitas lebih kuat lagi untuk bisa memperbanyak pap smear. Saya rasa bisa kita masifkan. Insya Allah hasilnya juga signifikan sebagaimana yang selama ini sudah dilaksanakan YKI Jatim periode sebelumnya," ujarnya.
Baca juga: Gubernur Khofifah dukung revitalisasi makam para guru pendiri NU
Mantan Menteri Sosial itu menilai perlu melibatkan beberapa ormas yang memiliki rumah sakit atau klinik dengan tujuan agar bisa melakukan berbagai program akseleratif. Berbagai upaya bisa dilakukan untuk memberikan kontribusi secara lebih signifikan terhadap penurunan kanker khususnya serviks dan payudara.
"Kita bisa melakukan MoU dengan berbagai ormas yang memiliki rumah sakit dan klinik," tuturnya.
Ketua Umum YKI Pusat Prof. Dr. dr Aru Wisaksono Sudoyo mengungkapkan Indonesia memiliki tugas untuk menurunkan angka kanker sampai 30 persen di tahun 2030. Sementara di Indonesia, 70 persen pasien kanker datang sudah pada stadium 3 dan 4. Oleh karenanya ia menyebut bahwa promotif deteksi dini pada hakekatnya merupakan tugas utama bersama.
"Deteksi dini itu menjadi prioritas, tugas dari kementerian kesehatan dan masyarakat. Selama ini kita lebih banyak pada hal-hal yang kuratif," ujarnya.
Ketua YKI Jawa Timur Dr. dr. Joni Wahyuhadi, SpBS (K) melaporkan bahwa banyak sekali penderita kanker yang datang ke rumah sakit sudah dalam stadium akhir. Sehingga upaya untuk memaksimalkan kesembuhan menjadi lebih kecil.
Oleh sebab itu ia bertekad akan banyak melakukan upaya preventif dengan cara sosialisasi deteksi dini yang lebih masif dengan melibatkan media massa ataupun sosialisasi oleh organisasi-organisasi masyarakat.
"Salah satu target kami nanti bagaimana kanker payudara ini bisa terdeteksi lebih dini sehingga jumlah angka kesembuhannya menjadi lebih banyak," kata dr Joni.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022