Pemerintah Kota Malang berupaya mengendalikan inflasi yang terjadi di wilayah tersebut dengan melakukan operasi pasar yang rencananya akan dilakukan secara berkala hingga akhir tahun 2022.
Ketua Dewan Pengawas Perumda Tunas Elfiatur Roikhah di Kota Malang, Senin, mengatakan operasi pasar pertama siap digelar di wilayah Kecamatan Sukun sebagai hasil tindak lanjut dari Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022.
"Nantinya akan dilakukan secara bergilir setiap minggu sampai kondisi inflasi sudah bisa lebih stabil. Ditargetkan hingga akhir tahun ada 63 titik," katanya.
Elfi menjelaskan, selain sejumlah bahan pokok, pada operasi pasar tersebut juga disediakan komoditas lain yang saat ini harganya tercatat masih tinggi.
Menurut dia, sejumlah bahan pokok yang disiapkan dalam operasi pasar itu antara lain adalah beras medium dijual dengan harga Rp43.000 per lima kilogram, beras premium Rp52.500 per lima kilogram dan gula pasir Rp12.500 per kilogram.
Kemudian, minyak goreng kemasan seharga Rp14.200 per liter, cabai dijual dengan harga Rp22.500 per kilogram, daging ayam Rp28.000 per kilogram, telur ayam Rp26.000 per kilogram, tepung terigu Rp10.100 per kilogram dan bawang merah Rp19.000 per kilogram.
"Jadi yang dijual selain bahan pokok juga komoditi-komoditi yang memang harganya walaupun tidak naik tapi masih tinggi misalnya bawang dan cabai," tambahnya.
Elfi yang juga merupakan anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) menambahkan diperlukan upaya yang lebih untuk melakukan stabilisasi harga sejumlah bahan pokok untuk mengendalikan inflasi.
"Makanya perlu usaha yang lebih keras lagi untuk menstabilkan harga dan memastikan pasokan. Karena itu dari Sekretariat TPID Kota Malang menyelenggarakan operasi pasar," ujarnya.
Pelaksanaan operasi pasar tersebut, juga menggandeng sejumlah pemangku kepentingan seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Perum Bulog, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Tunas, Badan Pangan Nasional, Bank Indonesia dan lainnya.
Ia menjelaskan, target dari pelaksanaan operasi pasar tersebut adalah untuk mencukupi kebutuhan masyarakat dan memastikan bahwa pasokan komoditas penting tersebut dalam keadaan yang aman.
"Sehingga setelah kecukupan pasokan untuk masyarakat diharapkan harga bisa kembali stabil," ujarnya.
Pelaksanaan operasi pasar juga sejalan dengan komitmen Pemkot Malang dalam menjalankan arahan Presiden Joko Widodo yang disampaikan dalam Rakornas Pengendalian Inflasi 2022.
Wali Kota Malang Sutiaji memastikan bahwa pihaknya akan melakukan kerja sama dengan berbagai daerah dan lembaga untuk upaya stabilisasi harga tersebut
Diantaranya adalah, Banyuwangi, Kabupaten Malang, Blitar, Kota Batu termasuk Jakarta. Diharapkan dengan adanya kerja sama tersebut, upaya untuk mengendalikan inflasi khususnya di Kota Malang bisa tercapai.
"Sesuai anjuran presiden, di daerah segera dilakukan pengendalian inflasi yakni melakukan kerja sama antar daerah dan lembaga. Dengan adanya kerja sama itu, harapannya dapat mengendalikan inflasi yang ada di Kota Malang," kata Sutiaji.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, pada Juli 2022, wilayah ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,76 persen. Inflasi tahun kalender tercatat sebesar 4,74 persen, sementara inflasi year on year (yoy) mencapai 5,99 persen.
Pada bulan tersebut, sejumlah komoditas yang mendorong terjadinya inflasi di Kota Malang antara lain adalah kenaikan harga bawang merah sebesar 34 persen, cabai merah 27,45 persen dan daging ayam 2,01 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022