Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur, memberi pelatihan membatik kepada para perajin batik di wilayahnya sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dalam menghadapi tuntutan pasar.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan kegiatan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Disnakerkop dan UKM) tersebut untuk meningkatkan kualitas dan mendorong para perajin batik lokal agar bisa melahirkan karya-karya yang tidak hanya memiliki nilai jual namun juga unik sebagai identitas Kota Madiun.
"Potensi kita besar. Maka batik yang kita punya harus terarah agar semua profesional. Setiap pembatik yang bagus akan digandeng untuk order seragam OPD," ujar Wali Kota Maidi saat membuka pelatihan inklusi membatik berbasis kompetensi di Madiun, Senin.
Menurut dia, motif batik yang dibuat para perajin, harus mampu menghadirkan identitas bagi pemakainya. Misalnya dengan memilih motif yang sesuai dengan Kota Pendekar atau ikon-ikon wisata Kota Madiun yang sedang ramai saat ini.
"Konsep harus jelas supaya berhasil. Batik harus jadi identitas bagi pemakainya," kata dia.
Melalui pelatihan membatik tersebut, Wali Kota berharap para peserta perajin batik mampu memiliki pengetahuan lebih tentang dunia batik.
Lebih dari itu, para peserta juga memiliki ketrampilan baru yang harapannya bisa menciptakan produk baru yang berdaya saing sehingga bisa menarik pasar, meningkatkan omzet, dan membuka lapangan kerja.
"Muaranya tentu saja perajin batik semakin berkembang, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya," katanya.
Sesuai data, hingga kini ada sekitar 33 perajin batik yang tergabung dalam paguyuban batik Kota Madiun. Lima perajin batik di antaranya telah bersertifikat dan dipercaya menjadi instruktur pelatihan membatik.
Pemerintah daerah berharap dengan rutin melakukan pelatihan, perajin batik di Kota Madiun semakin berkembang dan regenerasi berjalan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan kegiatan pelatihan yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (Disnakerkop dan UKM) tersebut untuk meningkatkan kualitas dan mendorong para perajin batik lokal agar bisa melahirkan karya-karya yang tidak hanya memiliki nilai jual namun juga unik sebagai identitas Kota Madiun.
"Potensi kita besar. Maka batik yang kita punya harus terarah agar semua profesional. Setiap pembatik yang bagus akan digandeng untuk order seragam OPD," ujar Wali Kota Maidi saat membuka pelatihan inklusi membatik berbasis kompetensi di Madiun, Senin.
Menurut dia, motif batik yang dibuat para perajin, harus mampu menghadirkan identitas bagi pemakainya. Misalnya dengan memilih motif yang sesuai dengan Kota Pendekar atau ikon-ikon wisata Kota Madiun yang sedang ramai saat ini.
"Konsep harus jelas supaya berhasil. Batik harus jadi identitas bagi pemakainya," kata dia.
Melalui pelatihan membatik tersebut, Wali Kota berharap para peserta perajin batik mampu memiliki pengetahuan lebih tentang dunia batik.
Lebih dari itu, para peserta juga memiliki ketrampilan baru yang harapannya bisa menciptakan produk baru yang berdaya saing sehingga bisa menarik pasar, meningkatkan omzet, dan membuka lapangan kerja.
"Muaranya tentu saja perajin batik semakin berkembang, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya," katanya.
Sesuai data, hingga kini ada sekitar 33 perajin batik yang tergabung dalam paguyuban batik Kota Madiun. Lima perajin batik di antaranya telah bersertifikat dan dipercaya menjadi instruktur pelatihan membatik.
Pemerintah daerah berharap dengan rutin melakukan pelatihan, perajin batik di Kota Madiun semakin berkembang dan regenerasi berjalan baik.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022