Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, Rabu, meresmikan Balai Rehabilitasi Adyaksa bagi para pecandu narkoba yang diinisiasi Kejaksaan Negeri (Kejari) Trenggalek bekerja sama dengan RSUD dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Trenggalek.
"Balai Rehabilitasi Adhyaksa ini diharapkan menjadi 'obat' bagi para pecandu narkoba agar bisa lepas dari ketergantungan dan kembali hidup normal membaur bersama masyarakat," kata Nur Arifin di Trenggalek, Rabu.
Arifin juga mengapresiasi positif atas inisiasi Kejari Trenggalek dalam membantu daerah dalam penyediaan balai rehabilitasi narkoba. Menurutnya, langkah Korps Adhyaksa membentuk balai rehabilitasi lewat skema keadilan restoratif merupakan upaya tepat dalam penanggulangan narkoba di masyarakat.
Sebab, menurutnya, tidak semua kasus penyalahgunaan narkoba selesai melalui hukuman penjara. Kondisi itu berkaca dari adanya kasus berulang penyalahgunaan narkoba.
"Tidak semua orang yang terjerat kasus hukum itu mereka selesai jika kemudian dihukum penjara. Penjara tidak menjamin seorang pecandu narkoba akan berhenti melakukan hal serupa. Ada yang mereka ini butuh bantuan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Kejari Trenggalek Masnur mengatakan keadilan restoratif bagi para pecandu narkoba di Balai Rehabilitasi Adhyaksa dilakukan dengan penguatan medis, psikologis, hingga spiritual. Hal itu untuk melepas ketergantungan penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lain.
Upaya tersebut merupakan langkah strategis dalam memutus peredaran narkoba di kalangan para pengguna di luar upaya pemidanaan atau penjara.
"Banyak teman-teman kita yang sebetulnya korban, hanya pemakai; tetapi ketika masuk di lembaga permasyarakatan, dipenjara. Awalnya, pemakai ketika masuk, dia tambah pintar. Awalnya menjadi perantara, tertangkap lagi masuk penjara lagi dan jadi bandar. Ini yang mau kami putus, menyelamatkan teman-teman kita yang sebenarnya masih korban yang masih bisa diselamatkan," ujar Nur Arifin.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Balai Rehabilitasi Adhyaksa ini diharapkan menjadi 'obat' bagi para pecandu narkoba agar bisa lepas dari ketergantungan dan kembali hidup normal membaur bersama masyarakat," kata Nur Arifin di Trenggalek, Rabu.
Arifin juga mengapresiasi positif atas inisiasi Kejari Trenggalek dalam membantu daerah dalam penyediaan balai rehabilitasi narkoba. Menurutnya, langkah Korps Adhyaksa membentuk balai rehabilitasi lewat skema keadilan restoratif merupakan upaya tepat dalam penanggulangan narkoba di masyarakat.
Sebab, menurutnya, tidak semua kasus penyalahgunaan narkoba selesai melalui hukuman penjara. Kondisi itu berkaca dari adanya kasus berulang penyalahgunaan narkoba.
"Tidak semua orang yang terjerat kasus hukum itu mereka selesai jika kemudian dihukum penjara. Penjara tidak menjamin seorang pecandu narkoba akan berhenti melakukan hal serupa. Ada yang mereka ini butuh bantuan," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Kejari Trenggalek Masnur mengatakan keadilan restoratif bagi para pecandu narkoba di Balai Rehabilitasi Adhyaksa dilakukan dengan penguatan medis, psikologis, hingga spiritual. Hal itu untuk melepas ketergantungan penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lain.
Upaya tersebut merupakan langkah strategis dalam memutus peredaran narkoba di kalangan para pengguna di luar upaya pemidanaan atau penjara.
"Banyak teman-teman kita yang sebetulnya korban, hanya pemakai; tetapi ketika masuk di lembaga permasyarakatan, dipenjara. Awalnya, pemakai ketika masuk, dia tambah pintar. Awalnya menjadi perantara, tertangkap lagi masuk penjara lagi dan jadi bandar. Ini yang mau kami putus, menyelamatkan teman-teman kita yang sebenarnya masih korban yang masih bisa diselamatkan," ujar Nur Arifin.
Editor : Didik Kusbiantoro
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022