Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menilai penurunan angka kemiskinan di wilayah setempat merupakan wujud ikhtiar atau usaha dan sinergi seluruh elemen di tengah pandemi COVID-19.
"Ini ikhtiar seluruh pemangku kebijakan Jatim di tengah upaya pemulihan ekonomi sehingga berjalan efektif," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka kemiskinan di Jatim tertinggi selama dua periode berturut-turut.
Pada periode Maret 2021 hingga September 2021, penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai 313.130 jiwa. Kemudian, pada periode Maret 2021 sampai Maret 2022, penurunan angka kemiskinan berhasil mencapai angka 391.400 jiwa.
Baca juga: Khofifah tegaskan peran Baznas Jatim dalam pengentasan kemiskinan
Selain, dalam catatan BPS juga disebutkan bahwa Jatim juga berhasil menjadi kontributor terbesar dalam penurunan angka kemiskinan secara nasional sebesar 28,3 persen.
Sementara itu, di wilayah perkotaan, angka kemiskinan juga mengalami penurunan signifikan dari Maret 2021 sebesar 8,38 persen menjadi 7,71 persen pada Maret 2022.
"Kemiskinan di desa berhasil ditekan, begitu juga di perkotaan sehingga disparitasnya semakin turun," ucapnya.
Baca juga: Menko Muhadjir minta pemda tuntaskan kemiskinan ekstrem pada 2024
"Pada Maret 2021 BPS mencatat disparitas kemiskinan desa kota angkanya masih 6,67 persen, kemudian turun pada Maret 2022 menjadi 5,98 persen," tambah gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Gubernur Khofifah juga mengatakan penurunan kemiskinan seiring dengan keberhasilan Jatim dalam meningkatkan status kemandirian desa dari tahun 2021 sebesar 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 Desa Mandiri di tahun 2022, atau meningkat 113,77 persen.
Dengan meningkatnya status desa menjadi mandiri, ia berharap terjadi peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan di pedesaan.
"Penurunan kemiskinan di pedesaan satu tahun terakhir periode Maret 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,36 persen dari angka 15,05 persen menjadi 13,69 persen," kata Khofifah.
Kendati penurunan angka kemiskinan ini cukup signifikan, Gubernur Khofifah mengajak seluruh elemen strategis di Jatim untuk tetap berupaya lebih keras melakukan percepatan kesejahteraan masyarakat
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan penurunan kemiskinan dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Jatim yang terus membaik.
Kemudian, lanjut dia, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, percepatan penyaluran dana desa, penyaluran bansos, dan pelaksanaan program-program pemerintah daerah lainnya.
"Pada Maret 2022 di Jatim puncak panen padi, nilai tukar petani juga mengalami kenaikan, pertumbuhan industri dan perdagangan, aktivitas masyarakat kembali pulih serta mengalami peningkatan baik di pusat perbelanjaan, taman, perkantoran, perdagangan dan rekreasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ini ikhtiar seluruh pemangku kebijakan Jatim di tengah upaya pemulihan ekonomi sehingga berjalan efektif," ujar Khofifah di Gedung Negara Grahadi di Surabaya, Senin.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS), penurunan angka kemiskinan di Jatim tertinggi selama dua periode berturut-turut.
Pada periode Maret 2021 hingga September 2021, penurunan angka kemiskinan di Jatim mencapai 313.130 jiwa. Kemudian, pada periode Maret 2021 sampai Maret 2022, penurunan angka kemiskinan berhasil mencapai angka 391.400 jiwa.
Baca juga: Khofifah tegaskan peran Baznas Jatim dalam pengentasan kemiskinan
Selain, dalam catatan BPS juga disebutkan bahwa Jatim juga berhasil menjadi kontributor terbesar dalam penurunan angka kemiskinan secara nasional sebesar 28,3 persen.
Sementara itu, di wilayah perkotaan, angka kemiskinan juga mengalami penurunan signifikan dari Maret 2021 sebesar 8,38 persen menjadi 7,71 persen pada Maret 2022.
"Kemiskinan di desa berhasil ditekan, begitu juga di perkotaan sehingga disparitasnya semakin turun," ucapnya.
Baca juga: Menko Muhadjir minta pemda tuntaskan kemiskinan ekstrem pada 2024
"Pada Maret 2021 BPS mencatat disparitas kemiskinan desa kota angkanya masih 6,67 persen, kemudian turun pada Maret 2022 menjadi 5,98 persen," tambah gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Gubernur Khofifah juga mengatakan penurunan kemiskinan seiring dengan keberhasilan Jatim dalam meningkatkan status kemandirian desa dari tahun 2021 sebesar 697 Desa Mandiri menjadi 1.490 Desa Mandiri di tahun 2022, atau meningkat 113,77 persen.
Dengan meningkatnya status desa menjadi mandiri, ia berharap terjadi peningkatan kesejahteraan dan penurunan kemiskinan di pedesaan.
"Penurunan kemiskinan di pedesaan satu tahun terakhir periode Maret 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,36 persen dari angka 15,05 persen menjadi 13,69 persen," kata Khofifah.
Kendati penurunan angka kemiskinan ini cukup signifikan, Gubernur Khofifah mengajak seluruh elemen strategis di Jatim untuk tetap berupaya lebih keras melakukan percepatan kesejahteraan masyarakat
Sementara itu, Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menjelaskan penurunan kemiskinan dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi Jatim yang terus membaik.
Kemudian, lanjut dia, pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat, percepatan penyaluran dana desa, penyaluran bansos, dan pelaksanaan program-program pemerintah daerah lainnya.
"Pada Maret 2022 di Jatim puncak panen padi, nilai tukar petani juga mengalami kenaikan, pertumbuhan industri dan perdagangan, aktivitas masyarakat kembali pulih serta mengalami peningkatan baik di pusat perbelanjaan, taman, perkantoran, perdagangan dan rekreasi," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022