Pemerintah Kota Mojokerto mengimplementasikan pendidikan vokasi pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) karena menjadi tumpuan untuk membuka lapangan kerja sekaligus menciptakan sumber daya manusia yang andal.
 
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari dalam keterangan pers di Mojokerto, Rabu, mengatakan UMKM termasuk dalam prioritas pembangunan di masa kepemimpinannya.
 
"Dari enam prioritas pembangunan hal ini ada pada prioritas ketiga dan keempat yaitu pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan pariwisata dan kebudayaan lokal," ujar perempuan yang akrab disapa Ning Ita saat menjadi narasumber kisah sukses tentang perkembangan UMKM di Kota Mojokerto oleh Politeknik Internasional Tamansiswa Mojokerto (Politma).
 
"Fokus kami sesuai prioritas ketiga tadi UMKM inilah yang kami jadikan sasaran masif. Pertama adalah bagaimana UMKM yang sudah ada kita berikan pelatihan dan pendampingan sampai kemudian produk mereka bisa naik kelas ke level yang lebih tinggi," katanya.
 
Ia menjelaskan sektor terbesar yang menyumbang PDRB maupun ekonomi masyarakat di Kota Mojokerto adalah perdagangan dan jasa dengan tingkat menengah ke bawah atau lebih sering disebut UMKM.
 
Ia mengatakan, pada masa pandemi juga terdampak sangat signifikan dalam berbagai sektor dan dampaknya adalah banyak sekali pengangguran, angka TPT nya mengalami peningkatan yang cukup tajam.
 
"Kami melakukan strategi 4 P, pelatihan, pendampingan, pemberian modal usaha, dan yang terakhir adalah pembentukan koperasi. Skema 4 P inilah yang kami laksanakan mulai 2020 hingga saat ini," ujarnya.
 
Ia mengatakan,l dampak dari kolaborasi secara berkelanjutan dalam rangka mendampingi UMKM berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang mengalami peningkatan dan juga peningkatan indeks pembangunan manusia.
 
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak yang juga menjadi salah satu narasumber dalam webinar ini menyampaikan bahwa minat untuk pendidikan vokasi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
 
"Banyak dari generasi muda yang ingin memiliki keterampilan siap pakai di dunia kerja," katanya.
 
Emil menjelaskan minat dari generasi muda tersebut menjadi tantangan sehingga kurikulum pendidikan vokasi harus dengan sangat gesit, sangat sigap, sangat cepat dan secara berkelanjutan diperbaharui untuk mengikuti apa yang berkembang di industri.
 
"Oleh karena itu, kata kuncinya adalah memiliki tenaga pendidik yang juga memiliki pengetahuan bahkan keterlibatan di dunia vokasi atau profesi yang ditempuh," tuturnya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022