Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan meminta Polri untuk transparan dalam mengusut kasus penembakan sesama anggota polisi di rumah dinas Kepala Divisi Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam).
"Kita mengharapkan apa yang terjadi semua diungkapkan, jangan sampai membuat masyarakat bertanya-tanya," kata Edi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Edi menilai kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam tersebut juga disebabkan kurangnya pengawasan oleh pemimpin terhadap anak buah dan berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi Polri agar kasus serupa tidak terulang.
"Kita harapkan ini menjadi kasus terakhir dan menjadi pembelajaran untuk seluruh jajaran Polri. Perlu pengawasan terhadap anak buah, pengawasan pimpinan terhadap anggota," ujarnya.
Baca juga: Mabes Polri sebut motif penembakan di rumah Kadiv Propam untuk membela diri
Baca juga: Kasus penembakan anggota Propam, IPW desak Kapolri bentuk tim pencari fakta
Edi menambahkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo harus membentuk tim yang independen untuk mengusut kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam tersebut.
Ia juga yakin Jenderal Listyo mempunyai komitmen kuat untuk menyelesaikan kasus tersebut secara transparan hingga tuntas.
"Saya yakin Kapolri punya komitmen kuat untuk mengusut kasus ini sampai tuntas, saya juga yakin Kapolri akan sangat transparan dalam mengungkap kasus ini," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi beri atensi kasus penembakan polisi di rumah dinas Kadiv Propam
Peristiwa baku tembak kedua polisi yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Polisi Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga Nomor 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Menurut Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri dan menodongkan pistol di dalam kamar pribadinya.
Kejadian itu membuat istri Kadiv Propam Polri berteriak hingga didengar Bharada E yang berada di lantai dua rumah itu.
Baca juga: Polrestro Jakarta Selatan sidik barang bukti terkait penembakan anggota Propam
Mengetahui kejadian itu, Bharada E turun dan sempat menanyakan ada apa, namun pertanyaannya dibalas dengan tembakan oleh Brigadir J.
Posisi masih berada di tangga, Bharada E membalas tembakan yang dilakukan Brigadir J ke arahnya. Tembakan Bharada E sebanyak lima kali mengenai tubuh Brigadir J yang mendapat tujuh luka tembakan.
Menurut Ramadhan, Brigadir J menembak sebanyak tujuh kali kepada Bharada E, sedangkan Bharade E melepaskan lima tembakan, tapi ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh sehingga ditubuhnya ditemukan tujuh luka tembak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kita mengharapkan apa yang terjadi semua diungkapkan, jangan sampai membuat masyarakat bertanya-tanya," kata Edi saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Edi menilai kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam tersebut juga disebabkan kurangnya pengawasan oleh pemimpin terhadap anak buah dan berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi Polri agar kasus serupa tidak terulang.
"Kita harapkan ini menjadi kasus terakhir dan menjadi pembelajaran untuk seluruh jajaran Polri. Perlu pengawasan terhadap anak buah, pengawasan pimpinan terhadap anggota," ujarnya.
Baca juga: Mabes Polri sebut motif penembakan di rumah Kadiv Propam untuk membela diri
Baca juga: Kasus penembakan anggota Propam, IPW desak Kapolri bentuk tim pencari fakta
Edi menambahkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo harus membentuk tim yang independen untuk mengusut kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam tersebut.
Ia juga yakin Jenderal Listyo mempunyai komitmen kuat untuk menyelesaikan kasus tersebut secara transparan hingga tuntas.
"Saya yakin Kapolri punya komitmen kuat untuk mengusut kasus ini sampai tuntas, saya juga yakin Kapolri akan sangat transparan dalam mengungkap kasus ini," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi beri atensi kasus penembakan polisi di rumah dinas Kadiv Propam
Peristiwa baku tembak kedua polisi yang melibatkan Brigadir J dan Bharada E terjadi pada Jumat (8/7) sekitar pukul 17.00 WIB di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Polisi Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga Nomor 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.
Menurut Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan, Brigadir J melakukan pelecehan terhadap istri Kadiv Propam Polri dan menodongkan pistol di dalam kamar pribadinya.
Kejadian itu membuat istri Kadiv Propam Polri berteriak hingga didengar Bharada E yang berada di lantai dua rumah itu.
Baca juga: Polrestro Jakarta Selatan sidik barang bukti terkait penembakan anggota Propam
Mengetahui kejadian itu, Bharada E turun dan sempat menanyakan ada apa, namun pertanyaannya dibalas dengan tembakan oleh Brigadir J.
Posisi masih berada di tangga, Bharada E membalas tembakan yang dilakukan Brigadir J ke arahnya. Tembakan Bharada E sebanyak lima kali mengenai tubuh Brigadir J yang mendapat tujuh luka tembakan.
Menurut Ramadhan, Brigadir J menembak sebanyak tujuh kali kepada Bharada E, sedangkan Bharade E melepaskan lima tembakan, tapi ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh sehingga ditubuhnya ditemukan tujuh luka tembak.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022