Pakar pangan yang juga Koordinator Kelompok Riset Pangan ASUH Universitas Jember (Unej) Dr Nurhayati memberikan tips makan daging yang sehat di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Saya ingin memberikan tips sehat penggempur kolesterol daging di kala asupan daging berlebih dari yang biasa dikonsumsi," kata Nurhayati, di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pemerintah Indonesia menerbitkan SE Nomor 10 Tahun 2022 tentang panduan dan pelaksanaan hewan kurban dengan tujuan memberikan rasa aman kepada umat Islam dalam pelaksanaan kurban tahun 1443 H/2022 M di tengah wabah PMK pada hewan ternak.
"Rasa aman sudah sedemikian diupayakan, namun tidak sedikit dari masyarakat yang membatasi asupan konsumsi hewan sembelihan karena alasan kesehatan seperti kolesterol, darah tinggi dan penyakit degeneratif lainnya," ujarnya pula.
Dalam daging, kata dia, terdapat kolesterol yaitu LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein). LDL atau lipoprotein kepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol jahat karena bisa menempel dan menumpuk dalam dinding pembuluh darah, memungkinkan terjadinya pengendapan hingga mempersempit atau menyumbat aliran darah.
HDL atau lipoprotein kepadatan tinggi dikenal kolesterol, baik karena mampu membawa kolesterol jahat keluar dari pembuluh darah dan kembali ke hati untuk meningkatkan kekuatan jantung.
"Jadi, keberadaan kolesterol tidak selamanya jelek dan harus dihindari, namun tetap dibutuhkan untuk kebutuhan sel termasuk aktivasi sel saraf juga memerlukan kolesterol dalam jumlah terbatas," katanya lagi.
Bagaimana tips mengonsumsi daging kurban untuk tetap aman dan sehat?
Nurhayati mengatakan hewan sembelihan kurban harusnya sudah memenuhi syariat Islam untuk status halal, tidak hanya sehat namun juga disembelih secara syariat Islam dan diolah tanpa ingredient nonhalal.
"Jika daging belum dikonsumsi segera, maka segera cermati dipilih yang bersih tanpa dicuci, dipotong sesuai selera dan dikemas ukuran sekali olah konsumsi dan segera dibekukan," kata dosen Fakultas Pertanian Unej itu.
Dia menjelaskan pencucian daging dapat menyebabkan kontaminasi kuman/mikroba dari air yang kurang bersih, juga meningkatkan nilai aktivitas air daging mengakibatkan kerusakan daging seperti pucat akibat lisis mineral maupun hidrolisis.
"Oleh karena itu, pada saat penanganan penyembelihan harus mematuhi higienis pekerja/juru sembelih maupun sarana prasarana dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.
Dia mengatakan konsumsi daging tidak berlebihan sebatas 50-70 gram per hari atau 350-500 gram per pekan dan dilengkapi asupan pangan lainnya yang kaya serat, seperti sayur mayur dan buah berserat tinggi, seperti nanas, sirsak, dan lainnya.
Menurutnya, sayuran hijau seperti daun singkong, daun pepaya, kangkung, sawi, dan lainnya kaya akan serat, melancarkan pembuangan sisa cerna serta meningkatkan keasaman usus besar untuk memicu penggelontoran garam empedu sehingga mengurangi kolesterol darah untuk keseimbangan intake dan uptakenya.
Dalam sayuran hijau juga kaya akan klorofil yang dapat membersihkan darah dari senyawa radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan sel-sel tubuh.
"Untuk menggempur asupan kolesterol berlebih dari makanan dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi buah berserat dan bervitamin tinggi," katanya pula.
Mengonsumsi buah nanas merupakan cara jitu untuk mengimbangi pangan berkolesterol tinggi. Selain relatif murah terjangkau harganya, buah nanas berserat tinggi, kaya akan vitamin, serta mengandung enzim protease bromelin.
Ia menjelaskan enzim tersebut dapat membantu mencerna protein daging yang dikonsumsi. Buah lain yang serupa adalah pepaya. Namun pilihlah pepaya yang belum begitu matang.
Selain kaya serat dan vitamin, ujar dia, pepaya juga mengandung enzim protease papain yang juga membantu proses pencernaan protein daging.
"Mengonsumsi daging dalam versi utuh artinya minimal proses seperti sate (tidak gosong), steak akan memberikan manfaat gizi yang lebih," katanya lagi.
Dia mengingatkan pula, sempurnakan konsumsi sembelihan kurban dengan mengucap doa, sehingga tidak hanya menyebabkan kenyang namun juga sarat makna manfaat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Saya ingin memberikan tips sehat penggempur kolesterol daging di kala asupan daging berlebih dari yang biasa dikonsumsi," kata Nurhayati, di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Pemerintah Indonesia menerbitkan SE Nomor 10 Tahun 2022 tentang panduan dan pelaksanaan hewan kurban dengan tujuan memberikan rasa aman kepada umat Islam dalam pelaksanaan kurban tahun 1443 H/2022 M di tengah wabah PMK pada hewan ternak.
"Rasa aman sudah sedemikian diupayakan, namun tidak sedikit dari masyarakat yang membatasi asupan konsumsi hewan sembelihan karena alasan kesehatan seperti kolesterol, darah tinggi dan penyakit degeneratif lainnya," ujarnya pula.
Dalam daging, kata dia, terdapat kolesterol yaitu LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein). LDL atau lipoprotein kepadatan rendah dikenal sebagai kolesterol jahat karena bisa menempel dan menumpuk dalam dinding pembuluh darah, memungkinkan terjadinya pengendapan hingga mempersempit atau menyumbat aliran darah.
HDL atau lipoprotein kepadatan tinggi dikenal kolesterol, baik karena mampu membawa kolesterol jahat keluar dari pembuluh darah dan kembali ke hati untuk meningkatkan kekuatan jantung.
"Jadi, keberadaan kolesterol tidak selamanya jelek dan harus dihindari, namun tetap dibutuhkan untuk kebutuhan sel termasuk aktivasi sel saraf juga memerlukan kolesterol dalam jumlah terbatas," katanya lagi.
Bagaimana tips mengonsumsi daging kurban untuk tetap aman dan sehat?
Nurhayati mengatakan hewan sembelihan kurban harusnya sudah memenuhi syariat Islam untuk status halal, tidak hanya sehat namun juga disembelih secara syariat Islam dan diolah tanpa ingredient nonhalal.
"Jika daging belum dikonsumsi segera, maka segera cermati dipilih yang bersih tanpa dicuci, dipotong sesuai selera dan dikemas ukuran sekali olah konsumsi dan segera dibekukan," kata dosen Fakultas Pertanian Unej itu.
Dia menjelaskan pencucian daging dapat menyebabkan kontaminasi kuman/mikroba dari air yang kurang bersih, juga meningkatkan nilai aktivitas air daging mengakibatkan kerusakan daging seperti pucat akibat lisis mineral maupun hidrolisis.
"Oleh karena itu, pada saat penanganan penyembelihan harus mematuhi higienis pekerja/juru sembelih maupun sarana prasarana dan lingkungan sekitarnya," ujarnya.
Dia mengatakan konsumsi daging tidak berlebihan sebatas 50-70 gram per hari atau 350-500 gram per pekan dan dilengkapi asupan pangan lainnya yang kaya serat, seperti sayur mayur dan buah berserat tinggi, seperti nanas, sirsak, dan lainnya.
Menurutnya, sayuran hijau seperti daun singkong, daun pepaya, kangkung, sawi, dan lainnya kaya akan serat, melancarkan pembuangan sisa cerna serta meningkatkan keasaman usus besar untuk memicu penggelontoran garam empedu sehingga mengurangi kolesterol darah untuk keseimbangan intake dan uptakenya.
Dalam sayuran hijau juga kaya akan klorofil yang dapat membersihkan darah dari senyawa radikal bebas, sehingga mencegah kerusakan sel-sel tubuh.
"Untuk menggempur asupan kolesterol berlebih dari makanan dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi buah berserat dan bervitamin tinggi," katanya pula.
Mengonsumsi buah nanas merupakan cara jitu untuk mengimbangi pangan berkolesterol tinggi. Selain relatif murah terjangkau harganya, buah nanas berserat tinggi, kaya akan vitamin, serta mengandung enzim protease bromelin.
Ia menjelaskan enzim tersebut dapat membantu mencerna protein daging yang dikonsumsi. Buah lain yang serupa adalah pepaya. Namun pilihlah pepaya yang belum begitu matang.
Selain kaya serat dan vitamin, ujar dia, pepaya juga mengandung enzim protease papain yang juga membantu proses pencernaan protein daging.
"Mengonsumsi daging dalam versi utuh artinya minimal proses seperti sate (tidak gosong), steak akan memberikan manfaat gizi yang lebih," katanya lagi.
Dia mengingatkan pula, sempurnakan konsumsi sembelihan kurban dengan mengucap doa, sehingga tidak hanya menyebabkan kenyang namun juga sarat makna manfaat.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022