Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jatim, berencana menyusun kawasan industri hasil tembakau (KIHT), untuk mendorong pertumbuhan daerah, karena wilayah itu memiliki kontribusi tinggi hasil tembakau di Pulau Madura.
Bupati Pamekasan, Badrut Tamam di Pamekasan, Senin mengatakan, KIHT adalah bukti nyata komitmen pemerintah daerah menyiapkan fasilitas bagi ekosistem pertembakauan, sehingga terwujud kerja sama lintas elemen, instansi dan organisasi.
"Maka jangan kita saling curiga, bersama-sama berjuang. Kita wujudkan kerja sama tripartit, yakni petani, pemerintah dan pabrikan. Kita pastikan manajemen produksi dan harga dapat berjalan baik. Semua sesuai porsi dan tanggungjawab," ujar Badrut, usai melakukan penanaman raya di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Badrut mendorong kerja sama masyarakat untuk bersatu menyelamatkan tembakau, karena telah memberikan kontribusi dan sumbangsih yang cukup besar bagi penerimaan negara. Termasuk penyerapan tenaga kerja.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno yang hadir dalam penanaman raya itu mendukung rencana Pemkab Pamekasan, sebab hal itu membuka peluang kerja bagi masyarakat.
Ia menyebut ada 2,5 juta petani tembakau, 1,5 juta petani cengkeh, dan sekitar 2 juta tenaga kerja manufaktur hingga industri kreatif yang diserap oleh ekosistem pertembakauan.
"Mari berjuang agar tembakau Nusantara tetap lestari. Kita serukan bahwa petani tembakau di kabupaten ini tetap eksis. Madura sebagai jantung pertembakauan nasional, masih hidup, masih semangat menanam," Soeseno, Ketua APTI menjelaskan.
Tembakau, kata Soeseno adalah kultur budaya yang telah diteruskan turun-temurun di Madura. Sehingga menanam tembakau bagi masyarakat Madura adalah bagaimana budaya itu hidup dan berkembang.
"Dengan segala regulasi yang belum berimbang dan menekan, kita tunjukkan bahwa masih tetap semangat menanam," kata Soeseno.
Sementara itu, Pamekasan merupakan sentra produksi tembakau di Jawa Timur dengan menyumbang kontribusi 60 persen, dan mendukung ketersediaan tembakau nasional. Tahun ini, diperkirakan lahan yang sudah ditanami seluas 1.400 hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Bupati Pamekasan, Badrut Tamam di Pamekasan, Senin mengatakan, KIHT adalah bukti nyata komitmen pemerintah daerah menyiapkan fasilitas bagi ekosistem pertembakauan, sehingga terwujud kerja sama lintas elemen, instansi dan organisasi.
"Maka jangan kita saling curiga, bersama-sama berjuang. Kita wujudkan kerja sama tripartit, yakni petani, pemerintah dan pabrikan. Kita pastikan manajemen produksi dan harga dapat berjalan baik. Semua sesuai porsi dan tanggungjawab," ujar Badrut, usai melakukan penanaman raya di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
Badrut mendorong kerja sama masyarakat untuk bersatu menyelamatkan tembakau, karena telah memberikan kontribusi dan sumbangsih yang cukup besar bagi penerimaan negara. Termasuk penyerapan tenaga kerja.
Ketua Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), Soeseno yang hadir dalam penanaman raya itu mendukung rencana Pemkab Pamekasan, sebab hal itu membuka peluang kerja bagi masyarakat.
Ia menyebut ada 2,5 juta petani tembakau, 1,5 juta petani cengkeh, dan sekitar 2 juta tenaga kerja manufaktur hingga industri kreatif yang diserap oleh ekosistem pertembakauan.
"Mari berjuang agar tembakau Nusantara tetap lestari. Kita serukan bahwa petani tembakau di kabupaten ini tetap eksis. Madura sebagai jantung pertembakauan nasional, masih hidup, masih semangat menanam," Soeseno, Ketua APTI menjelaskan.
Tembakau, kata Soeseno adalah kultur budaya yang telah diteruskan turun-temurun di Madura. Sehingga menanam tembakau bagi masyarakat Madura adalah bagaimana budaya itu hidup dan berkembang.
"Dengan segala regulasi yang belum berimbang dan menekan, kita tunjukkan bahwa masih tetap semangat menanam," kata Soeseno.
Sementara itu, Pamekasan merupakan sentra produksi tembakau di Jawa Timur dengan menyumbang kontribusi 60 persen, dan mendukung ketersediaan tembakau nasional. Tahun ini, diperkirakan lahan yang sudah ditanami seluas 1.400 hektare. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022