Bupati Lumajang Thoriqul Haq mengatakan bawang merah menjadi salah satu alternatif komoditas pertanian yang menjanjikan di daerahnya.
"Kini bawang merah bisa menjadi alternatif bagi petani di Lumajang agar mereka punya pilihan hasil yang lebih menjanjikan," kata Thoriqul Haq saat panen bawang merah bersama Kelompok Tani di Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Rabu.
Menurutnya, komoditas bawang merah cukup menjanjikan dan tidak hanya karena harga jualnya bagus, namun juga diuntungkan dari masa tanam yang lebih singkat dari komoditas lain seperti tembakau dan jagung.
"Bawang merah itu juga bisa tersimpan dari jarak waktu yang aman sehingga tidak sama seperti cabai yang tidak bisa lama dan harus cepat dijual karena mudah busuk," tuturnya.
Ia mengatakan komoditas bawang merah bisa tahan lama, yakni sekitar lima hingga tujuh bulan dan potensi harganya di pasaran juga bagus sehingga diharapkan petani Lumajang beralih menanam bawang merah.
"Keberhasilan petani bawang merah tentu tidak terlepas dari peran para penyuluh sehingga saya berharap penyuluh pertanian tetap melakukan pendampingan agar setiap kendala yang terjadi di lapangan dapat segera mendapatkan solusi," kata Thoriqul Haq.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani menjelaskan bahwa komoditas bawang merah di Kecamatan Kunir merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam diversifikasi komoditas pertanian.
"Sebelumnya di Kecamatan Kunir lebih banyak bercocok tanam padi, jagung dan tembakau, namun kini petani menanam bawang merah yang memiliki masa tanam lebih singkat dibandingkan komoditas lainnya yakni berkisar 55-61 hari," ujar Hairil.
Menurutnya komoditas bawang merah yang ditanam pad lahan seluar 0,35 hektare itu jenis bibit varietas biru lancor dari Probolinggo dan berdasarkan hitung-hitungan ekonomi, seluas itu dibutuhkan dana tidak sampai Rp25 juta dan sudah ditawar di atas Rp100 juta.
"Hal itu cukup menjanjikan sehingga diharapkan petani di Lumajang beralih menanam komoditas bawang merah," kata Hairil.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Kini bawang merah bisa menjadi alternatif bagi petani di Lumajang agar mereka punya pilihan hasil yang lebih menjanjikan," kata Thoriqul Haq saat panen bawang merah bersama Kelompok Tani di Desa Jatirejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Rabu.
Menurutnya, komoditas bawang merah cukup menjanjikan dan tidak hanya karena harga jualnya bagus, namun juga diuntungkan dari masa tanam yang lebih singkat dari komoditas lain seperti tembakau dan jagung.
"Bawang merah itu juga bisa tersimpan dari jarak waktu yang aman sehingga tidak sama seperti cabai yang tidak bisa lama dan harus cepat dijual karena mudah busuk," tuturnya.
Ia mengatakan komoditas bawang merah bisa tahan lama, yakni sekitar lima hingga tujuh bulan dan potensi harganya di pasaran juga bagus sehingga diharapkan petani Lumajang beralih menanam bawang merah.
"Keberhasilan petani bawang merah tentu tidak terlepas dari peran para penyuluh sehingga saya berharap penyuluh pertanian tetap melakukan pendampingan agar setiap kendala yang terjadi di lapangan dapat segera mendapatkan solusi," kata Thoriqul Haq.
Sementara Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Hairil Diani menjelaskan bahwa komoditas bawang merah di Kecamatan Kunir merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam diversifikasi komoditas pertanian.
"Sebelumnya di Kecamatan Kunir lebih banyak bercocok tanam padi, jagung dan tembakau, namun kini petani menanam bawang merah yang memiliki masa tanam lebih singkat dibandingkan komoditas lainnya yakni berkisar 55-61 hari," ujar Hairil.
Menurutnya komoditas bawang merah yang ditanam pad lahan seluar 0,35 hektare itu jenis bibit varietas biru lancor dari Probolinggo dan berdasarkan hitung-hitungan ekonomi, seluas itu dibutuhkan dana tidak sampai Rp25 juta dan sudah ditawar di atas Rp100 juta.
"Hal itu cukup menjanjikan sehingga diharapkan petani di Lumajang beralih menanam komoditas bawang merah," kata Hairil.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022