Pemerintah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memperpanjang masa penutupan pasar hewan di daerah itu, dari sebelumnya dijadwalkan 13-30 Mei, kini ditambah lagi hingga 12 Juni 2022.
"Ya, keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi dan sosialisasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di pendopo kabupaten, " terang Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Selasa.
Pertimbangan mendasar perpanjangan masa penutupan pasar hewan tersebut adalah fakta wabah PMK yang saat ini kian meluas.
Di wilayah Tulungagung belum ditemukan kasus, namun seiring kian banyaknya temuan kasus di daerah lain, Pemkab Tulungagung berinisiatif melakukan pemblokiran, salah satunya dengan menutup pasar hewan yang bisa menjadi klaster penularan.
"Pasar hewan ditutup sementara, itu sebagai upaya antisipasi PMK. Bakul (pedagang) dari luar kota sementara dihadang," katanya.
Penutupan sementara tak hanya di pasar hewan kabupaten, namun juga di pasar-pasar hewan desa.
Pencegahan ini juga mempertimbangkan fakta kasus dimana PMK tak hanya menyerang sapi, namun juga kerbau, kambing dan babi.
Upaya pencegahan lainnya dengan mendirikan posko PMK di sentra peternakan.
Maryoto berdalih penutupan ini untuk melindungi peternak sapi mengingat Tulungagung merupakan salah satu sentra produksi susu sapi.
Produksi susu sapi terpusat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. Peternak sapi di Tulungagung mampu memproduksi sekitar 150 ton susu setiap harinya.
"Besok Jumat (27/5) ini koperasi susu akan dikumpulkan semua di provinsi," jelasnya.
Data Disnak Tulungagung, populasi sapi perah sekitar 25 ribu ekor, sapi potong 144 ribu, kambing 207 ribu, dan babi 10.500 ekor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Ya, keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi dan sosialisasi penyakit mulut dan kuku (PMK) di pendopo kabupaten, " terang Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di Tulungagung, Selasa.
Pertimbangan mendasar perpanjangan masa penutupan pasar hewan tersebut adalah fakta wabah PMK yang saat ini kian meluas.
Di wilayah Tulungagung belum ditemukan kasus, namun seiring kian banyaknya temuan kasus di daerah lain, Pemkab Tulungagung berinisiatif melakukan pemblokiran, salah satunya dengan menutup pasar hewan yang bisa menjadi klaster penularan.
"Pasar hewan ditutup sementara, itu sebagai upaya antisipasi PMK. Bakul (pedagang) dari luar kota sementara dihadang," katanya.
Penutupan sementara tak hanya di pasar hewan kabupaten, namun juga di pasar-pasar hewan desa.
Pencegahan ini juga mempertimbangkan fakta kasus dimana PMK tak hanya menyerang sapi, namun juga kerbau, kambing dan babi.
Upaya pencegahan lainnya dengan mendirikan posko PMK di sentra peternakan.
Maryoto berdalih penutupan ini untuk melindungi peternak sapi mengingat Tulungagung merupakan salah satu sentra produksi susu sapi.
Produksi susu sapi terpusat di Kecamatan Sendang dan Kecamatan Pagerwojo. Peternak sapi di Tulungagung mampu memproduksi sekitar 150 ton susu setiap harinya.
"Besok Jumat (27/5) ini koperasi susu akan dikumpulkan semua di provinsi," jelasnya.
Data Disnak Tulungagung, populasi sapi perah sekitar 25 ribu ekor, sapi potong 144 ribu, kambing 207 ribu, dan babi 10.500 ekor. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022