Pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Pamekasan mengalami kenaikan hingga Rp70 miliar berkat pemanfaatan teknologi informasi untuk berbagai kegiatan dan program, kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam.

"Selain lebih mudah, dengan memanfaatkan teknologi, juga bisa mencegah terjadinya kebocoran di lapangan," kata Bupati Baddrut dalam diskusi terbatas dengan insan pers tentang Strategi Meningkatkan PAD pada Era Revolusi Industri di Pamekasan, Kamis.

Ia menuturkan saat dirinya baru menjabat Bupati Pamekasan pada 2018, PAD Kabupaten Pamekasan masih sekitar Rp180 miliar lebih.

Kini, PAD Pamekasan sudah mencapai Rp250 miliar atau bertambah Rp70 miliar.

Keberhasilan ini karena pihaknya menerapkan beberapa upaya, di antara dengan memanfaatkan teknologi dan mencegah terjadinya praktik korupsi.

Teknologi digunakan pada sistem pengelolaan parkir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Martdirdjo Pamekasan, sedangkan pencegahan tindak pidana korupsi bekerja sama dengan KPK.

"Jadi, Pemkab Pamekasan berkirim surat ke KPK untuk melakukan pendampingan langsung dalam sistem penganggaran belanja daerah. Selain itu, kami juga menguatkan pengawasan internal dan bekerja sama dengan Kejaksaan Negeri Pamekasan," katanya.

Upaya melakukan reformasi birokrasi melalui pembinaan mental para aparatur sipil negara juga terus dilakukan, sehingga para abdi negara tersebut memiliki persepsi yang sama tentang tugas pokok dan fungsinya sebagai abdi negara dan pelayan masyarakat.

Secara terpisah, Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Pemkab Pamekasan Sahrul Munir menyatakan upaya mencegah kebocoran anggaran melalui teknologi informasi memang sangat membantu meningkatkan pendapatan asli daerah.

"Saat ini memang belum berlaku pada semua institusi. Jika semua sumber pendapatan PAD diberlakukan hal yang sama, kita yakin PAD akan meningkat tajam," katanya, menjelaskan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022