Sekolah-sekolah di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memamerkan berbagai hasil karya pelajar dalam sebuah Festival Merdeka Belajar, mulai metode pembelajaran lewat game bola, alat penyemprot hand sanitizer dan lainnya.

Festival Merdeka Belajar yang digelar secara hybrid di Pendopo Kabupaten Banyuwangi ini merupakan puncak dari serangkaian pendampingan dan pemantauan terhadap program Merdeka Belajar Kemendikbud Ristek pada sekolah-sekolah di Banyuwangi.

"Program Merdeka Belajar ini sangat strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Bagaimana pendidikan kita semakin inklusif dan tidak sekadar terkungkung pada formalitas birokratis," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa.

Dari program ini, katanya, siswa juga berkembang sesuai dengan bakat dan minat masing-masing, dan mereka juga bisa menghasilkan karya nyata sesuai passion-nya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk kembali mengingatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk terus memanfaatkan dan meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi digital.

"Zaman kita dan zaman anak didik kita sudah jauh berbeda. Para pendidik harus meningkatkan diri. Kenalkan teknologi yang ada di depan kita, seperti apa itu metaverse, NFT dan lain sebagainya," tuturnya.

Dan yang tak kalah penting, menurut Ipuk, memacu kreativitas siswa, dan dengan sistem Merdeka Belajar ini sangat memungkinkan siswa membuat inovasi teknologi.

Salah satunya, seperti metode pembelajaran melalui game bola yang diciptakan Al Ghazali, siswa kelas 5 SDN 1 Lateng. Al Ghazali yang bercita-cita menjadi seorang programmer itu membuat sebuah game permainan bola pantul berlatar pegunungan.

Ada juga pedal stan hand sanitizer karya Nicholas Nizam Zahir dan Fitsal Asfa dari SDN 1 Pakis. Dua siswa tersebut berhasil membuat alat penyemprot hand sanitizer dari paralon yang dilengkapi dengan pedal sebagai pemantiknya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan bahwa Festival Merdeka Belajar ini bertujuan mendorong percepatan pelaksanaan program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan Mendikbud Ristek Nadiem Makarim.

Pada pelaksanaan kali ini, program Merdeka Belajar ini sudah menyentuh 100 lebih lembaga pendidikan formal maupun nonformal, mulai jenjang PAUD hingga PKBM.

"Lembaga pendidikan ini sudah membuat berbagai inovasi yang selaras dengan konsep Merdeka Belajar. Ada yang melakukan pembelajaran secara hybrid, ada perpustakaan digital, pembelajaran menggunakan game, dan masih banyak lainnya. Dengan ditampilkan dalam festival ini, kami berharap bisa menginspirasi sekolah-sekolah yang lain untuk segera mengimplementasikan Merdeka Belajar," paparnya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022