Puluhan warga Dusun Garu, Desa Podoroto, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, harus menjalani perawatan medis karena mengalami mual dan muntah diduga keracunan setelah makan nasi kotak yang dibawa dari kegiatan di rumah warga.
Kepala Dusun Garu, Kabupaten Jombang, Ahmad Mustain mengemukakan awalnya mendapatkan laporan adanya warga yang mengalami sakit dengan gejala yang sama, yakni mual dan muntah.
"Warga mengalami mual dan muntah. Dari laporan yang saya terima, mereka makan nasi kotak yang dibawa pulang setelah kegiatan rutinan," katanya di Jombang, Sabtu.
Kegiatan rutinan itu pada Rabu (11/5) malam dan warga mulai merasa sakit pada Kamis (12/5). Awalnya hanya beberapa orang saja, namun semakin lama banyak warga yang sakit dengan gejala yang sama, seperti mual dan diare.
Ahmad mengatakan warga menyantap dari makanan yang disajikan pemilik rumah, yakni nasi dengan lauk tahu dan telur balado serta mi. Makanan itu ditaruh di kotak dan dibawa pulang setelah kegiatan rutinan pengajian tersebut.
Ada sekitar 50 orang warganya yang mengalami sakit dengan gejala yang sama. Beberapa di antaranya ada yang masih anak kecil.
Warga ada yang dirawat di puskesmas karena kondisi kesehatannya yang turun. Mereka mendapatkan perawatan medis untuk proses pemulihan dari sakitnya.
Ia pun mengatakan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga sudah survei terkait dengan laporan dugaan keracunan itu. Petugas juga dialog dengan pemilik rumah yang ditempati sebagai lokasi pengajian itu.
Hasilnya, pemilik rumah mengatakan dalam proses masak seperti memasak biasanya, pada Rabu siang dan selesai sore. Kemudian, makanan ditaruh di kotak styrofoam, berisi nasi, dengan lauk tersebut. Seluruhnya dibawa pulang.
"Rata-rata sampai habis makannya. Lauknya tahu, telur, mi, dimasak bumbu bali. Pemilik rumah katanya juga makan, tapi tidak sakit," kata dia.
Ia saat ini konsentrasi mengurusi warganya yang masih sakit tersebut. Saat ini, dari puluhan orang, masih ada beberapa yang dirawat di puskesmas.
Untuk barang bukti, Ahmad mengatakan petugas juga kesulitan, karena kejadiannya sudah beberapa hari lalu. Saat ini, petugas masih mengumpulkan sampel-sampel serta meminta keterangan sejumlah korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Kepala Dusun Garu, Kabupaten Jombang, Ahmad Mustain mengemukakan awalnya mendapatkan laporan adanya warga yang mengalami sakit dengan gejala yang sama, yakni mual dan muntah.
"Warga mengalami mual dan muntah. Dari laporan yang saya terima, mereka makan nasi kotak yang dibawa pulang setelah kegiatan rutinan," katanya di Jombang, Sabtu.
Kegiatan rutinan itu pada Rabu (11/5) malam dan warga mulai merasa sakit pada Kamis (12/5). Awalnya hanya beberapa orang saja, namun semakin lama banyak warga yang sakit dengan gejala yang sama, seperti mual dan diare.
Ahmad mengatakan warga menyantap dari makanan yang disajikan pemilik rumah, yakni nasi dengan lauk tahu dan telur balado serta mi. Makanan itu ditaruh di kotak dan dibawa pulang setelah kegiatan rutinan pengajian tersebut.
Ada sekitar 50 orang warganya yang mengalami sakit dengan gejala yang sama. Beberapa di antaranya ada yang masih anak kecil.
Warga ada yang dirawat di puskesmas karena kondisi kesehatannya yang turun. Mereka mendapatkan perawatan medis untuk proses pemulihan dari sakitnya.
Ia pun mengatakan petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang juga sudah survei terkait dengan laporan dugaan keracunan itu. Petugas juga dialog dengan pemilik rumah yang ditempati sebagai lokasi pengajian itu.
Hasilnya, pemilik rumah mengatakan dalam proses masak seperti memasak biasanya, pada Rabu siang dan selesai sore. Kemudian, makanan ditaruh di kotak styrofoam, berisi nasi, dengan lauk tersebut. Seluruhnya dibawa pulang.
"Rata-rata sampai habis makannya. Lauknya tahu, telur, mi, dimasak bumbu bali. Pemilik rumah katanya juga makan, tapi tidak sakit," kata dia.
Ia saat ini konsentrasi mengurusi warganya yang masih sakit tersebut. Saat ini, dari puluhan orang, masih ada beberapa yang dirawat di puskesmas.
Untuk barang bukti, Ahmad mengatakan petugas juga kesulitan, karena kejadiannya sudah beberapa hari lalu. Saat ini, petugas masih mengumpulkan sampel-sampel serta meminta keterangan sejumlah korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022