Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun, Jawa Timur, menemukan tiga sapi di wilayah tersebut diduga terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Untuk memastikan terpapar PMK atau tidak, petugas telah mengambil sampel guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium," ujar Sub Koordinator Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Madiun drh. Margareta Dian di Madiun, Kamis.
Menurut dia, tiga sapi suspek PMK itu ditemukan petugas saat menggelar pemeriksaan di rumah peternakan yang berada di Jalan Kapri dan Jalan Sidomakmur, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Saat diperiksa petugas, tiga sapi tersebut menunjukkan gejala PMK, seperti, demam, keluar lendir berlebihan dari mulut, dan luka-luka.
"Untuk sementara kami minta dikarantina agar tidak menular ke sapi yang lain. Sedangkan hasil cek laboratorium akan keluar 1-2 hari ke depan," kata dia.
Jika hasilnya positif, maka proses karantina akan dilanjutkan. Selain itu juga ditunjang vitamin dan nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar lekas sembuh.
Margareta mengungkapkan bahwa tingkat kematian hewan ternak yang terjangkit PMK selama ini cukup rendah. Namun, tingkat penularannya sangat tinggi. Bahkan, sebanyak 90 persen hingga 100 persen bisa menular ke hewan ternak kaki empat lainnya, seperti kerbau, kambing, domba, dan babi.
Pihaknya meminta masyarakat tidak panik dengan wabahnya PMK pada hewan ternak berkaki empat, karena PMK tersebut tidak menular ke manusia.
Jika ada sapi atau kambing yang baru datang dari daerah lain harus dikarantina dulu, jangan dicampur dengan ternak lain. Kemudian ternak tadi disemprot dengan disinfektan untuk mematikan virus.
"Hal itu untuk memutus rantai penularan. Selain itu, kebersihan kandang juga penting," kata dia.
Pihaknya akan rutin menurunkan tim dokter hewan guna memantau ternak di wilayah Kota Madiun. Jika terdapat sapi atau kambing dicurigai tertular PMK, maka dapat segera diantisipasi dan dicegah penularannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Untuk memastikan terpapar PMK atau tidak, petugas telah mengambil sampel guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium," ujar Sub Koordinator Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Kota Madiun drh. Margareta Dian di Madiun, Kamis.
Menurut dia, tiga sapi suspek PMK itu ditemukan petugas saat menggelar pemeriksaan di rumah peternakan yang berada di Jalan Kapri dan Jalan Sidomakmur, Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Saat diperiksa petugas, tiga sapi tersebut menunjukkan gejala PMK, seperti, demam, keluar lendir berlebihan dari mulut, dan luka-luka.
"Untuk sementara kami minta dikarantina agar tidak menular ke sapi yang lain. Sedangkan hasil cek laboratorium akan keluar 1-2 hari ke depan," kata dia.
Jika hasilnya positif, maka proses karantina akan dilanjutkan. Selain itu juga ditunjang vitamin dan nutrisi tambahan untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar lekas sembuh.
Margareta mengungkapkan bahwa tingkat kematian hewan ternak yang terjangkit PMK selama ini cukup rendah. Namun, tingkat penularannya sangat tinggi. Bahkan, sebanyak 90 persen hingga 100 persen bisa menular ke hewan ternak kaki empat lainnya, seperti kerbau, kambing, domba, dan babi.
Pihaknya meminta masyarakat tidak panik dengan wabahnya PMK pada hewan ternak berkaki empat, karena PMK tersebut tidak menular ke manusia.
Jika ada sapi atau kambing yang baru datang dari daerah lain harus dikarantina dulu, jangan dicampur dengan ternak lain. Kemudian ternak tadi disemprot dengan disinfektan untuk mematikan virus.
"Hal itu untuk memutus rantai penularan. Selain itu, kebersihan kandang juga penting," kata dia.
Pihaknya akan rutin menurunkan tim dokter hewan guna memantau ternak di wilayah Kota Madiun. Jika terdapat sapi atau kambing dicurigai tertular PMK, maka dapat segera diantisipasi dan dicegah penularannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022