Pusat penjualan oleh-oleh di kawasan Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur diserbu wisatawan pada masa libur Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah sehingga omzet mereka juga meningkat dibandingkan hari-hari biasanya.

Pemilik Usaha Keripik Tempe Swari, Rudy Adam, di Kota Malang, Kamis mengatakan bahwa produksi keripik tempe miliknya  mengalami kenaikan hingga sepuluh kali lipat dibandingkan waktu-waktu sebelumnya.

"Peningkatan produksi kurang lebih mencapai sepuluh kali lipat. Sebelum Lebaran, rata-rata hanya 50 kilogram produksi per hari," kata Rudy.

Rudy menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan tersebut, usaha miliknya telah menyiapkan kurang lebih sebanyak tiga ton berbagai jenis keripik buah dan keripik tempe. Produksi juga terus dilakukan untuk memenuhi tingginya permintaan oleh-oleh tersebut.

Namun, Rudy enggan merinci berapa besar jumlah omzet yang diraupnya pada masa libur Lebaran kali ini. Toko miliknya menjual berbagai jenis keripik tempe dengan harga sekitar Rp8.500 per kantong.

Ia mengakui, kondisi saat ini jauh lebih baik dibandingkan perayaan Hari Raya Idul Fitri pada tahun 2020-2021. Jumlah wisatawan yang berbelanja di  toko miliknya mengalami peningkatan hingga empat kali lipat pada libur Lebaran kali ini.

"Perbedaannya sangat jauh dengan Lebaran tahun lalu. Untuk kali ini, sampai empat kali lipat dibanding periode sebelumnya," ujarnya mnambahkan.

 Rudysempat kewalahan untuk menyiapkan produk-produk keripik guna memenuhi kebutuhan para wisatawan tersebut. Selain memproduksi sendiri keripik tempe yang dijual pada toko miliknya, ia juga bekerja sama dengan sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

"Untuk keripik tempe saya memproduksi sendiri, sementara keripik buah-buahan saya bekerja sama dengan UMKM yang ada di Malang Raya," katanya.

Sementara itu, penjual keripik tempe lainnya di kawasan tersebut, Hendra Sutiono mengatakan bahwa penjualan produk keripik tempe pada libur Lebaran tahun ini sangat baik dibanding tahun sebelumnya.

Ia bahkan menyiapkan kurang lebih dua ton produk keripik tempe untuk menghadapi tingginya permintaan wisatawan. Saat ini stok keripik tempe miliknya sudah hampir habis dan ia juga harus menggandeng pelaku UMKM lain untuk menambah pasokan produk.

"Tahun ini luar biasa, saya stok hampir dua ton. Hari ini hampir habis, saya mencari produk ke UMKM lainnya. Saya memang hanya berjualan pada saat libur Lebaran saja," ujarnya.

Ia menambahkan, tingginya permintaan produk keripik tempe tersebut membuat omzet yang diterima juga meningkat. Sejak H-1 Lebaran 2022, omzet penjualan produk keripik tempe yang dilakukan di pinggir jalan tersebut mencapai Rp20 juta per hari.

"Saya akan berjualan sampai akhir pekan ini. Omzet sangat baik, mencapai Rp20 juta per hari," ujarnya.

Salah seorang wisatawan yang berasal dari Bekasi, Jawa Barat, Retno mengatakan bahwa ia membeli keripik tempe pada pusat oleh-oleh tersebut untuk rekan dan kerabatnya. Ia mengaku datang ke Kota Malang untuk berlibur.

"Saya beli untuk rekan dan kerabat saja. Saya berlibur tiga hari ke Kota Malang, bukan dalam rangka mudik," katanya.

Sementara pembeli lainnya asal Sidoarjo, Jawa Timur, Dewi mengatakan bahwa ia berbelanja produk keripik tempe dan keripik buah di Kota Malang untuk dibawa ke kampung halamannya di Lumajang.

"Berbagai jenis keripik buah dan keripik tempe. Saya senang berbelanja di sini. Ini untuk bingkisan saudara-saudara di kampung di daerah Lumajang," katanya.

Pada masa libur Lebaran 2022, kondisi di wilayah Kota Malang relatif lebih lengang dibandingkan Kota Batu yang memiliki berbagai objek wisata. Arus lalu lintas di Kota Malang juga terpantau lancar tanpa ada kemacetan yang tidak terurai.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan akan ada sebanyak 16,8 juta orang yang akan mudik ke Jawa Timur, dimana sebanyak 47 persen menggunakan mobil pribadi termasuk ke wilayah Malang Raya.

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022