Sejumlah pihak ikut membantu menangani tunggakan biaya sekolah seorang siswi sekolah menengah kejuruan kategori masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) Amanda Putri Rahmawati warga Tambak Asri, Kota Surabaya, Jatim.

"Pihak Dispendik (Dinas Pendidikan) Surabaya sebagai penjamin sehingga ijazah SMP milik Amanda akhirnya bisa diambil pada Selasa (26/4) tanpa harus melunasi tunggakan SPP selama 5 bulan sebelum akhirnya lulus pada 2020," kata Ketua Komunitas Tolong Menolong (KTM) Daniel Lukas Rorong di Surabaya, Kamis.

Selain itu, pihak Kelurahan Morokrembangan dan Kecamatan Krembangan juga langsung bergerak cepat dengan memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik Amanda pada www.epemutakhirandata.surabaya.go.id. "Sehingga nama Amanda saat ini sudah masuk dalam database MBR," katanya.

KTM juga menyanggupi untuk membantu mencicil tunggakan biaya sekolah yang belum terbayar sejak Amanda masuk di SMK swasta pilihannya tersebut, mulai dari uang pangkal, SPP sampai biaya daftar ulang yang mencapai Rp8 juta.

Daniel mengatakan sebenarnya pihak sekolah sudah memberikan kelonggaran, bahkan memaklumi kondisi yang dialami oleh Amanda. Pihak sekolah memberikan keringanan berupa angsuran serta potongan biaya SPP setiap bulan.

Mendapati hal itu, Amanda mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tunggakan biaya sekolahnya.

"Alhamdulillah," kata Amanda singkat saat bersama Ketua KTM Daniel Lukas Rorong di rumah kontrakannya Tambak Asri, Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan.

Kisah Amanda sempat viral sepekan terakhir setelah diberitakan sejumlah media massa. Selain kesulitan membayar tunggakan biaya sekolah, Amanda juga hampir kehilangan tempat berteduh setelah rumah yang ditinggalinya sudah habis masa kontraknya pada April ini.

Beruntung pemilik kontrakan berbaik hati memberikan kelonggaran dengan cara mengangsur. Amanda dibantu budenya bernama Susiana (49 tahun) baru mampu membayar Rp2 juta dari total biaya kontrakan sebesar Rp8 juta per tahun. Itu pun uang untuk membayar kontrakan diperoleh dari hasil pinjaman.

Amanda adalah salah satu siswi kelas II SMK swasta di kawasan Surabaya utara. Berlatar belakang dari keluarga tidak mampu dan anak tunggal, Amanda sudah berstatus piatu setelah ibunya meninggal karena sakit pada Juli 2021. Seminggu sebelumnya, neneknya juga meninggal karena sakit yang sama.

Sejak usia 3 tahun, Amanda sudah ditinggal pergi oleh ayah kandungnya akibat bercerai. Sejak itu, ayahnya sudah lepas tanggung jawab dan tidak memberikan nafkah hingga saat ini karena sudah tidak bekerja lagi.

Untuk memenuhi biaya hidup serta kebutuhan lainnya, Amanda sepulang sekolah atau saat sekolah daring membantu budenya yang membuka usaha cucian di kawasan Tambak Asri dengan biaya sewa Rp700 ribu per bulan. Bahkan, pemasukan usaha budenya tersebut sempat menurun selama masa pandemi.

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022