Ratusan mahasiswa tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus menggelar unjuk rasa menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), bahan pokok dan pajak pertambahan nilai (PPN) di Balai Kota Surabaya, Rabu.
"Jadi, kami semua di sini sudah melakukan konsolidasi selama 3 hari 2 malam dan ada beberapa tuntutan yang memang perlu kami sampaikan ke pihak pemerintah kota," kata perwakilan GMNI Rafi Maheswara.
Kelompok Cipayung Plus ini terdiri atas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik (PMKRI).
Para mahasiswa dengan menggunakan jas almamater tersebut melakukan unjuk rasa dengan melakukan perjalanan dari Gedung DPRD Surabaya menuju Balai Kota Surabaya yang letaknya tidak jauh.
Menurut Rafi, tuntutan mahasiswa adalah mengusut tuntas penyebab kenaikan harga minyak goreng, menolak kenaikan PPN 11 persen yang dinilai tidak tepat ketika ekonomi di Indonesia belum baik-baik saja.
Selain itu, persoalan BBM yang mana hari ini harga untuk Pertamax mulai naik dan ketersediaan untuk pertalite dan solar mulai berkurang.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah berdiri di depan pagar Balai Kota Surabaya bersama dengan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Akhmad Yusep Gunawan.
Para pengunjuk rasa sempat memaksa masuk ke Balai Kota Surabaya dengan melewati pagar pembatas. Namun, Wali Kota Eri meminta para mahasiswa tenang karena aspirasinya telah didengarkan.
"Aspirasi para mahasiswa akan kami sampaikan ke pemerintah pusat," kata Eri.
Namun, para pengunjuk rasa masih tak sabar sehingga menggoyang-goyangkan pagar supaya dibuka. Tak lama kemudian, Kapolrestabes Surabaya meminta anggotanya untuk membuka pagar Balai Kota.
Wali Kota Eri keluar dari pagar Balai Kota Surabaya dan meminta seluruh mahasiswa serta petugas kepolisian untuk duduk bersama.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Akhmad Yusep Gunawan mengatakan pihaknya akan mengawasi proses dari produksi sampai pengemasan minyak goreng di tingkat produsen maupun distributor.
"Semuanya akan kami tindak tegas para mafia minyak goreng curah. Ini janji saya karena saya janji ke Tuhan dan masyarakat Surabaya. Terima kasih mahasiswa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Jadi, kami semua di sini sudah melakukan konsolidasi selama 3 hari 2 malam dan ada beberapa tuntutan yang memang perlu kami sampaikan ke pihak pemerintah kota," kata perwakilan GMNI Rafi Maheswara.
Kelompok Cipayung Plus ini terdiri atas Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia(PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), dan Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik (PMKRI).
Para mahasiswa dengan menggunakan jas almamater tersebut melakukan unjuk rasa dengan melakukan perjalanan dari Gedung DPRD Surabaya menuju Balai Kota Surabaya yang letaknya tidak jauh.
Menurut Rafi, tuntutan mahasiswa adalah mengusut tuntas penyebab kenaikan harga minyak goreng, menolak kenaikan PPN 11 persen yang dinilai tidak tepat ketika ekonomi di Indonesia belum baik-baik saja.
Selain itu, persoalan BBM yang mana hari ini harga untuk Pertamax mulai naik dan ketersediaan untuk pertalite dan solar mulai berkurang.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah berdiri di depan pagar Balai Kota Surabaya bersama dengan Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Akhmad Yusep Gunawan.
Para pengunjuk rasa sempat memaksa masuk ke Balai Kota Surabaya dengan melewati pagar pembatas. Namun, Wali Kota Eri meminta para mahasiswa tenang karena aspirasinya telah didengarkan.
"Aspirasi para mahasiswa akan kami sampaikan ke pemerintah pusat," kata Eri.
Namun, para pengunjuk rasa masih tak sabar sehingga menggoyang-goyangkan pagar supaya dibuka. Tak lama kemudian, Kapolrestabes Surabaya meminta anggotanya untuk membuka pagar Balai Kota.
Wali Kota Eri keluar dari pagar Balai Kota Surabaya dan meminta seluruh mahasiswa serta petugas kepolisian untuk duduk bersama.
Sementara itu, Kapolrestabes Surabaya Kombes Polisi Akhmad Yusep Gunawan mengatakan pihaknya akan mengawasi proses dari produksi sampai pengemasan minyak goreng di tingkat produsen maupun distributor.
"Semuanya akan kami tindak tegas para mafia minyak goreng curah. Ini janji saya karena saya janji ke Tuhan dan masyarakat Surabaya. Terima kasih mahasiswa," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022