Kepolisian Resor Jember, Jawa Timur, menyiagakan sebanyak 240 personel untuk mengamankan unjuk rasa mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Se-Jember di bundaran DPRD kota setempat, Selasa.

Ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang tergabung dalam Aliansi BEM Se-Jember unjuk rasa menuntut pemerintah menyelesaikan persoalan mahalnya minyak goreng, membatalkan kenaikan BBM, dan menolak penundaan pemilu.

"Personel yang disiagakan merupakan gabungan anggota polsek, polres yang dibantu dengan Satuan Polisi Pamong Praja dan Kodim 0824," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo saat apel pengamanan unjuk rasa di DPRD Jember.

Menurutnya pola pengamanan dilakukan seperti biasanya dengan anggota Dalmas yang menjaga saat mahasiswa melakukan orasi dengan mengedepankan tindakan persuasif dan humanis.

"Kami sudah menekankan kepada anggota agar tidak ada yang membawa senjata api dalam pengamanan unjuk rasa, namun tetap tetap tegas dan terukur dalam melakukan tindakan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) pengamanan," tuturnya.

Ia berharap mahasiswa melakukan aksinya dengan damai tanpa ada tindakan anarkis karena aparat kepolisian mengedepankan pengamanan secara persuasif dan humanis.

"Tahapan-tahapan dalam pengamanan demonstrasi sudah ada dan setiap tahapan sudah ada pola tindakan yang harus kami lakukan. Kalau, misalnya, terjadi anarkis kami sudah menyiapkan tim yang akan menangkap mahasiswa yang melakukan anarkis," katanya.

Aparat kepolisian memasang kawat berduri mengitari gedung DPRD Jember dan menyiagakan meriam air di samping gedung dewan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Petugas juga menutup seluruh akses jalan menuju ke bundaran DPRD Jember mulai Jalan Sumatera, Jalan Jawa, Jalan Kalimantan, dan Jalan Bengawan Solo agar masyarakat tidak terjebak kemacetan di lokasi unjuk rasa mahasiswa.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022