Bupati Situbondo Karna Suswandi bersama Forkopimda setempat memantau harga dan ketersediaan kebutuhan bahan pokok di sejumlah pasar tradisional menjelang bulan suci Ramadhan 1443 Hijriah.
Dari pantauan Forkopimda, ketersediaan minyak goreng curah di pasar tradisonal makin sulit didapat, dan kalaupun ada itupun terbatas karena pasokannya berkurang dari sebelumnya.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"Kami minta masyarakat menyikapi hal ini dengan arif, jangan membeli minyak goreng berlebihan (panic buying). Belilah sesuai kebutuhan. Karena jika panik dan membeli dengan jumlah yang banyak nantinya akan menyebabkan kelangkaan," kata Bung Karna, sapaan bupati, di sela memantau harga bahan pokok di pasar tradisional Situbondo, Jawa Timur, Jumat.
Menurut dia, membeli minyak goreng curah dengan jumlah banyak selain akan menyebabkan kelangkaan, tentunya harganya juga akan main tinggi. Oleh karena itu, bupati mengimbau kepada masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan apalagi melakukan aksi borong.
Kata Bupati Karna, jangan karena mau menghadapi bulan Ramadhan lantas memborong sejumlah bahan pokok. Karena hal ini yang akan mengakibatkan barang menjadi langka dan akan berdampak terhadap naiknya harga.
"Mari berbelanja sebagaimana biasanya, agar tidak terjadi permintaan yang semakin meningkat," tuturnya.
Ketersediaan minyak goreng yang kian sulit didapat, Bupati Karna Suswandi menyarankan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan minyak goreng, dengan menyiasati memasak dengan tidak menggoreng, yakni mengukus, membakar, atau dengan cara lainnya tanpa menggunakan minyak goreng.
"Kami yakin jika penggunaan minyak goreng semakin berkurang, harganya akan kembali stabil dan juga tidak akan langka," ujarnya.
Selvi, salah seorang pedagang di Pasar Panji mengaku minyak goreng curah sulit didapat, dan kalaupun ada barangnya sangat terbatas.
"Sekarang susah minyak goreng curah. Biasanya saya kulakan 50 kilogram setiap hari, ini hanya dapat jatah 3 kilogram, jadi malas yang mau jualan minyak goreng," tuturnya.
Menurut Selvi, harga minyak goreng curah berlaku dua harga, pertama untuk yang subsidi seharga Rp15.000 per kilogram, dan non-subsidi seharga Rp21.000 per kilogram.
"Kalau yang subsidi saya jual seharga Rp16.000 per kilogram, sedangkan non-subsidi dijual Rp22.000 per kilogram," katanya.
Dari pantauan, harga sejumlah harga bahan pokok menjelang Ramadhan terpantau maish stabil. Ada yang naik, ada juga yang turun. Seperti harga telur ayam broiler yang sebelumnya Rp21.000 per kilogram naik menjadi Rp25.000 per kilogram, daging ayam potong yang sebelumnya Rp32.000 naik menjadi Rp36.000 per kilogram.
Sementara harga komoditas yang turun, di antaranya harga cabai rawit merah yang sebelumnya Rp60.000 turun menjadi Rp38.000 per kilogram, bawang merah turun menjadi Rp27.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
Dari pantauan Forkopimda, ketersediaan minyak goreng curah di pasar tradisonal makin sulit didapat, dan kalaupun ada itupun terbatas karena pasokannya berkurang dari sebelumnya.
Video oleh Novi Husdinariyanto
"Kami minta masyarakat menyikapi hal ini dengan arif, jangan membeli minyak goreng berlebihan (panic buying). Belilah sesuai kebutuhan. Karena jika panik dan membeli dengan jumlah yang banyak nantinya akan menyebabkan kelangkaan," kata Bung Karna, sapaan bupati, di sela memantau harga bahan pokok di pasar tradisional Situbondo, Jawa Timur, Jumat.
Menurut dia, membeli minyak goreng curah dengan jumlah banyak selain akan menyebabkan kelangkaan, tentunya harganya juga akan main tinggi. Oleh karena itu, bupati mengimbau kepada masyarakat untuk berbelanja kebutuhan pokok sesuai kebutuhan atau tidak berlebihan apalagi melakukan aksi borong.
Kata Bupati Karna, jangan karena mau menghadapi bulan Ramadhan lantas memborong sejumlah bahan pokok. Karena hal ini yang akan mengakibatkan barang menjadi langka dan akan berdampak terhadap naiknya harga.
"Mari berbelanja sebagaimana biasanya, agar tidak terjadi permintaan yang semakin meningkat," tuturnya.
Ketersediaan minyak goreng yang kian sulit didapat, Bupati Karna Suswandi menyarankan kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan minyak goreng, dengan menyiasati memasak dengan tidak menggoreng, yakni mengukus, membakar, atau dengan cara lainnya tanpa menggunakan minyak goreng.
"Kami yakin jika penggunaan minyak goreng semakin berkurang, harganya akan kembali stabil dan juga tidak akan langka," ujarnya.
Selvi, salah seorang pedagang di Pasar Panji mengaku minyak goreng curah sulit didapat, dan kalaupun ada barangnya sangat terbatas.
"Sekarang susah minyak goreng curah. Biasanya saya kulakan 50 kilogram setiap hari, ini hanya dapat jatah 3 kilogram, jadi malas yang mau jualan minyak goreng," tuturnya.
Menurut Selvi, harga minyak goreng curah berlaku dua harga, pertama untuk yang subsidi seharga Rp15.000 per kilogram, dan non-subsidi seharga Rp21.000 per kilogram.
"Kalau yang subsidi saya jual seharga Rp16.000 per kilogram, sedangkan non-subsidi dijual Rp22.000 per kilogram," katanya.
Dari pantauan, harga sejumlah harga bahan pokok menjelang Ramadhan terpantau maish stabil. Ada yang naik, ada juga yang turun. Seperti harga telur ayam broiler yang sebelumnya Rp21.000 per kilogram naik menjadi Rp25.000 per kilogram, daging ayam potong yang sebelumnya Rp32.000 naik menjadi Rp36.000 per kilogram.
Sementara harga komoditas yang turun, di antaranya harga cabai rawit merah yang sebelumnya Rp60.000 turun menjadi Rp38.000 per kilogram, bawang merah turun menjadi Rp27.000 per kilogram, dari sebelumnya Rp40.000 per kilogram. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022