Sebanyak 650 mahasiswa peserta program Merdeka Belajar Kampus Merdeka – Administrasi Kependudukan (MBKM-A) disebar ke seluruh kelurahan yang ada di Kota Surabaya, Jawa Timur.
"Keberhasilan membangun kota atau negara itu, ketika semua stakeholder termasuk perguruan tinggi menjadi bagian dari pembangunan Kota Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memimpin apel pelepasan 650 mahasiswa peserta program MBKM-A, di Taman Surya, Surabaya, Senin.
Wali Kota Eri mengucapkan, terima kasih dan penghargaan kepada seluruh rektor dan mahasiswa perguruan tinggi yang terlibat dalam program MBKM-A tersebut. Menurut dia, membangun sebuah kota dan negara itu dibutuhkan gotong-royong dan kebersamaan semua pihak.
Oleh sebab itu, Eri meyakini, melalui program MBKM-A tersebut, maka segala permasalahan di Kota Surabaya, baik itu sosial, kemiskinan atau yang sifatnya kurang bisa disempurnakan. Dia juga berharap, program kerja sama ini ke depan tak hanya di bidang administrasi kependudukan (Adminduk) tapi juga ke teknologi dan pangan.
"Karena perguruan tinggi adalah tempatnya orang-orang yang hebat, tempatnya pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. Terima kasih, selalu semangat dalam mendampingi pemerintah kota membangun Kota Surabaya," ujar dia.
Eri menjelaskan, dari sekitar 650 mahasiswa yang mengikuti program tersebut, 500 di antaranya membantu pelayanan adminduk di kantor kelurahan. Sedangkan sisanya, ditempatkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) hingga sejumlah Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Di Dispendukcapil mereka akan mengembangkan terkait dengan aplikasi, permasalahan, juga call center. Karena saya minta di Dispendukcapil terkait call center, kalau ada orang yang bingung terkait e-KTP, baik yang ada di lurah camat atau RT/RW tinggal telepon saja," kata dia.
Meski sebenarnya sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan adminduk, kata dia, namun terkadang dikatakannya masih ada saja warga yang bingung. Makanya, Eri menilai, layanan call center itu juga sangat diperlukan.
"Dengan adanya call center yang dibantu oleh adik-adik mahasiswa ini, maka akan mempermudah masyarakat yang mengalami kesulitan," ujar dia.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, sebelum program ini berjalan, Wali Kota Eri Cahyadi telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan para rektor perguruan tinggi.
Kemudian MoU dilanjutkan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara wakil rektor dengan Dispendukcapil Surabaya. "Dengan payung hukum itu adik-adik mahasiswa kemudian mendaftar program ini. Kemudian kami lihat, kalau kemampuannya masuk, kami terima," kata Agus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022
"Keberhasilan membangun kota atau negara itu, ketika semua stakeholder termasuk perguruan tinggi menjadi bagian dari pembangunan Kota Surabaya," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memimpin apel pelepasan 650 mahasiswa peserta program MBKM-A, di Taman Surya, Surabaya, Senin.
Wali Kota Eri mengucapkan, terima kasih dan penghargaan kepada seluruh rektor dan mahasiswa perguruan tinggi yang terlibat dalam program MBKM-A tersebut. Menurut dia, membangun sebuah kota dan negara itu dibutuhkan gotong-royong dan kebersamaan semua pihak.
Oleh sebab itu, Eri meyakini, melalui program MBKM-A tersebut, maka segala permasalahan di Kota Surabaya, baik itu sosial, kemiskinan atau yang sifatnya kurang bisa disempurnakan. Dia juga berharap, program kerja sama ini ke depan tak hanya di bidang administrasi kependudukan (Adminduk) tapi juga ke teknologi dan pangan.
"Karena perguruan tinggi adalah tempatnya orang-orang yang hebat, tempatnya pemimpin-pemimpin di masa yang akan datang. Terima kasih, selalu semangat dalam mendampingi pemerintah kota membangun Kota Surabaya," ujar dia.
Eri menjelaskan, dari sekitar 650 mahasiswa yang mengikuti program tersebut, 500 di antaranya membantu pelayanan adminduk di kantor kelurahan. Sedangkan sisanya, ditempatkan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) hingga sejumlah Perangkat Daerah (PD) di lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
"Di Dispendukcapil mereka akan mengembangkan terkait dengan aplikasi, permasalahan, juga call center. Karena saya minta di Dispendukcapil terkait call center, kalau ada orang yang bingung terkait e-KTP, baik yang ada di lurah camat atau RT/RW tinggal telepon saja," kata dia.
Meski sebenarnya sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) pelayanan adminduk, kata dia, namun terkadang dikatakannya masih ada saja warga yang bingung. Makanya, Eri menilai, layanan call center itu juga sangat diperlukan.
"Dengan adanya call center yang dibantu oleh adik-adik mahasiswa ini, maka akan mempermudah masyarakat yang mengalami kesulitan," ujar dia.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji mengatakan, sebelum program ini berjalan, Wali Kota Eri Cahyadi telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan para rektor perguruan tinggi.
Kemudian MoU dilanjutkan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara wakil rektor dengan Dispendukcapil Surabaya. "Dengan payung hukum itu adik-adik mahasiswa kemudian mendaftar program ini. Kemudian kami lihat, kalau kemampuannya masuk, kami terima," kata Agus. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2022